Sedikitnya 26 Tewas akibat Banjir dan Tanah Longsor di Sumbar

Kawasan pemukiman yang terdampak banjir akibat hujan lebat di Padang, Sumatera Barat, 8 Maret 2024. (Antara Foto/Iggoy el Fitra/ via REUTERS).

Jakarta (Suara Kalbar) – Hujan deras selama berhari-hari telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di provinsi Sumatera Barat, memaksa lebih dari 70.000 orang dievakuasi. Pihak berwenang melaporkan, hingga hari Senin (11/3/2024), sedikitnya 26 orang tewas, dan enam orang hilang terkait bencana alam itu.

Bencana yang terjadi sejak Kamis lalu di ibu kota provinsi, Padang, dan delapan wilayah lainnya telah merusak hampir 700 rumah, sejumlah jembatan dan sekolah, serta 113 hektare lahan pertanian.

Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) sedang berusaha mencari mereka yang dinyatakan hilang, kata para pejabat, dan 150 anggota tim penyelamat dikerahkan untuk melakukan upaya tersebut, namun terhambat oleh jalan yang diblokir setelah tanah longsor.

“Pencarian hari ini melibatkan 150 personel dari berbagai lembaga bencana,” kata Abdul Malik, kepala kantor SAR Padang Abdul Malik dilansir dari VoA Indonesia dilansir dari VoA Indonesia.

Mereka yang dievakuasi berkumpul di masjid-masjid terdekat, kata Abdul Muhari, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), namun tidak ada tempat penampungan sementara yang didirikan. Mereka menerima makanan, air dan obat-obatan, sementara yang lain kembali ke rumah setelah air surut.

Sebagian besar wilayah di Padang masih terendam banjir, tambah Abdul, dan jalan-jalan tertutup tanah longsor sepanjang 50 meter di wilayah Padang Pariaman.

Dengan diperkirakan akan terjadi lebih banyak hujan dalam beberapa hari ke depan, badan tersebut memperingatkan akan adanya kerusakan lebih lanjut akibat banjir dan tanah longsor.

Sementara itu juga dilaporkan, kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah tiba Padang pada hari Senin untuk memimpin upaya koordinasi dan evaluasi, serta mendistribusikan dana bantuan darurat.

Musim hujan di Indonesia dimulai pada bulan Januari dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncaknya pada kuartal pertama, khususnya di pulau Jawa dan Sumatera.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS