Dinkes KB Bengkayang Gencar Pengendalian DBD

Petugas kesehatan melakukan fogging untuk pengendalian DBD. (ANTARA)

Bengkayang (Suara Kalbar)- Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, terus berupaya mengendalikan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut, mengingat jumlah kasus DBD fluktuatif.

Hingga awal Oktober 2023, tercatat ada 129 kasus DBD dan dua kasus meninggal dunia di Kabupaten Bengkayang. Upaya pengendalian meliputi fogging fokus untuk wilayah dengan penularan kasus, edukasi, dan tindakan pemberantasan sarang nyamuk.

“Kami terus melakukan upaya-upaya pengendalian DBD di antaranya pengasapan atau fogging fokus untuk wilayah kasus yang terjadi penularan, kemudian edukasi serta lainnya,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes KB Kabupaten Bengkayang, Arya H.M Purba dalam keterangan dilansir, Minggu(8/10/2023).

Ia menyebutkan dari bulan Januari hingga awal Oktober 2023 tercatat ada 129 kasus DBD dan dua kasus meninggal dunia. Dari data yang ada sejauh ini kasus masih terkendali.

“Ada dua yang meninggal, satunya disertai penyakit penyerta, ini korban usia 40-an. Satu kasus meninggal ini terjadi pada anak. Saat ini kami melakukan fogging di wilayah tempat tinggal korban,” kata Arya.

Adanya peningkatan kasus DBD di Bengkayang, jkata Arya, itu terpengaruh oleh kondisi cuaca dan perubahan iklim yang saat ini terjadi, dan menjadi waktu yang baik untuk vektor nyamuk Aedes Aegypti untuk berkembang biak.

“Untuk itu, kami mengajak dan imbau masyarakat untuk bergotong royong melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan gerakan menguras, menutup, dan mendaur ulang (3M) Plus. Sehingga nyamuk bisa diberantas. Saya juga sampaikan agar tidak terlalu khawatir, namun alangkah lebih baik untuk lebih perhatikan lingkungan tempat tinggal, dan kebersihannya,” kata Arya.

Pihaknya sudah dan selalu berupaya melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terkait DBD, larvasida, dan fogging focus. Fogging dilakukan dengan fogging focus, yakni pengasapan dengan fokus lokasi dalam radius tertentu. Fogging pun hanya bisa dilakukan jika di sebuah daerah ditemukan kasus DBD.

“Kalau ditemukan kasus, petugas akan melakukan penyelidikan epidemologi di lokasi dengan radius 100 meter. Seperti yang kami lakukan saat ini di lokasi kasus DBD terbaru di salah satu komplek perumahan di Bengkayang,” katanya.

Arya mengajak warga untuk lebih memperhatikan kebersihan lingkungan dan tidak lupa selalu membersihkan bak mandi, penampungan air, dan sebagainya yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiak nyamuk Aedes aegypti ini.

“Jika ada keluarga sakit dengan gejala DBD maka secepatnya dibawa ke pelayanan kesehatan untuk penanganan lebih lanjut dengan mengukur jumlah trombosit, sehingga bisa diketahui dan bertindak lebih dini,” katanya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS