Listrik Pendorong Utama Perekonomian Rakyat, Sutarmidji: Dibutuhkan Efisiensi Energi Listrik 

Gubernur Kalbar Sutarmidji bersama Muhammad Ikbal Nur selaku Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PT.PLN (Persero). SUARAKALBAR.CO.ID/Adpim Kalbar

Kuburaya (Suara Kalbar) – Pendorong pertumbuhan ekonomi satu daerah adalah energi atau listrik. Listrik menggunakan penggerak apapun, sangat dibutuhkan di Provinsi Kalbar. Sebab provinsi yang dilalui garis khatulistiwa ini, memiliki Sumber Daya Alam (SDA) cukup besar, terutama bauksit dengan smelter yang harus dibangun seusai dengan aturan yang ada.

Hal tersebut dinyatakan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) H. Sutarmidji S.H., M.Hum., saat menghadiri kegiatan Customer Smelter dan Stakeholder Gathering di Kantor PT. PLN Unit Induk Wilayah Kalbar, Jalan Adisucipto, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kamis (23/6/2021) sore kemarin.

“Di Kalbar, SDA cukup besar, terutama bauksit dengan smelter-smelter yang harusnya beberapa sudah dibuat, sekarang baru ada dua. Harusnya sudah ada tujuh sampai delapan smelter di Kalbar, kalau kita lihat dari data perusahaan yang mendapat kuota ekspor bauksit mentah, mereka wajib membangun smelter. Nah, ini pasti membutuhkan tenaga penggerak atau energi listrik yang cukup besar dan kita juga punya pelabuhan internasional yang akan terus berkembang. Apalagi pelabuhan kita dicanangkan termasuk yang terbesar, pasti ada kawasan industri dan pasti akan berkembangnya kawasan industri di sana,” ungkap Gubernur Kalbar.

Menurutnya dengan adanya pembangunan wilayah industri di Kalbar, pasti membutuhkan energi listrik seefisien mungkin dalam penyediaannya atau menggunakan listrik jika perusahaan smelter tersebut menyiapkannya. Meskipun demikian, perusahaan smelter itu akan tidak mengalami efisien sebab menghitung biaya operasional lebih jauh mahal dibandingkan dengan menggunakan listrik dari PT. PLN yang disediakan oleh negara.

“Pasti membutuhkan energi listrik seefisien apapun dihitung, menyediakan atau menggunakan listrik sendiri tetap akan lebih efisien dan ekonomis apabila menggunakan listrik dari PT. PLN. Apalagi dihitung dari investasi, pemeliharaan dan sebagainya. PT. PLN Kalbar kita harapkan kedepannya punya sumber energi yang murah, kalau perlu sampai yang ekstrim misalnya nuklir, kalau negara Malaysia menggunakan hydro. Kita sebenarnya bisa, ada beberapa yang menggunakan itu, tapi kapasitasnya terbatas, saya berharap ke depan, smelter-smelter yang dibangun itu, listrinya bisa disiapkan PLN, dengan hitungan ekonomis untuk pengolahan bauksit menjadi alumina, kalau perlu menjadi alumunium,” tuturnya.

Lanjut Gubernur Kalbar, menambahkan, untuk saat ada 332 desa yang belum teraliri listrik di Provinsi Kalbar yang disebabkan topografinya dan geografisnya sangat sulit dicapai PT. PLN.

“Untuk desa setidaknya ada 332 yang belum teraliri listrik, kalau tahun ini, 76 yang dapat teraliri, artinya masih ada 256 yang belum teraliri listrik, saya harap tahun depan atau dua tahun lagi bisa selesai. Karena ada 154 desa yang tidak mungkin menggunakan aliran listrik PLN konvensional, karena jaraknya terlalu jauh. Saya harap ada percepatan, karena kalau listrik masuk desa, mungkin ada industri di desa yang bisa berkembang, karena ke depan ada beberapa kegiatan di desa, apalagi nanti desa itu dikembangkan untuk sektor pertanian dan perkebunan yang membutuhkan pengolahan,” urainya lagi.

Dirinya pun, memberikan satu contoh permasalahan yang dialami di tengah masyarakat. kita contohkan, pengembangaan tanaman talas di lahan gambut, talas itu seperti di Singkawang yang mampu menghasilkan 7 kg perbuah, ini paling efektif diolah menjadi tepung. Pengolahan tepung talas memerlukan energi atau tenaga penggerak yang pastinya menggunakan tenaga listrik. Banyak hal lainnya, seperti olahan aloevera, ini juga memerlukan listrik.

“Di Kapuas Hulu itu ada pengolahan kratom dan sebagainya. Banyak industri di desa yang harusnya bisa berkembang untuk mendukung UMKM. Ini yang harus juga dipikirkan, selain smelter atau pabrik CPO, yang tak kalah penting yaitu kebutuhan masyarakat untuk mengembangkan potensi desanya menjadi barang jadi atau setengah jadi. Banyak sekali kegiatan usaha yang memerlukan tenaga listrik PLN, misalkan kemudian hari untuk pengelolaan perikanan dan peternakan.
Saya bertekad, selama saya menjabat Gubernur, Kalbar yang selalu menjadi nomor empat sebagai penyumbang PDRB di Kalimantan, harus meningkat. Dengan potensi yang kita miliki ini sangat besar dan sekarang kita sudah nomor dua, kita masih kalah dari Kaltim. Kalau misalnya berdiri beberapa smelter, ada pelabuhan dan ekspor CPO yang tercatat di Kalbar, saya rasa antara Kalbar dan Kaltim akan berimbang, walaupun selisihnya sekarang masih cukup tinggi, saya lihat ke depan akan berimbang. Saya lihat pertumbuhan ekonomi Kalbar, di triwulan pertama se-Kalimantan tumbuh lebih baik dibandingkan provinsi di Kalimantan lainnya. Perkiraan saya triwulan kedua akan tumbuh kurang lebih antara 3-4 persen atau positif.
Saya berharap dengan tersedianya energi listrik dari PLN, kegiatan usaha dan industri baik yang besar maupun kecil, terus berkembang di Kalbar,” tegasnya.

Customer Smelter dan Stakeholder Gathering di Kantor PT. PLN Unit Induk Wilayah Kalbar ini bertema ‘PLN Siap Mendukung Investasi Di Sektor Pertambangan’, yang turut dihadiri Muhammad Ikbal Nur selaku Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PT.PLN (Persero).

Penulis: PriEditor: Dina Prihatini Wardoyo