Bupati Mempawah Erlina Ungkap Uniknya Festival Sahur-Sahur, Rekor MURI dan Piala Bergilir Menpora

Bupati Mempawah Erlina melepas pawai peserta Festival Sahur-Sahur 2024 di halaman Dinas Dikporapar, Sabtu (23/3/2024). SUARAKALBAR.CO.ID/Foto. Diskominfo Mpw

Mempawah (Suara Kalbar) – Festival Sahur-Sahur 2024 di Mempawah Kalimantan Barat resmi dimulai, Sabtu (23/3/2024) malam.

Festival dibuka secara resmi oleh Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI Hariyanto yang ditandai dengan pemukulan kentungan dan pelepasan pawai peserta di halaman Kantor Disdikporapar Mempawah.

Bupati Mempawah Erlina di momen pembukaan Festival Sahur-Sahur 2024 menceritakan bahwa sahur dalam perspektif ibadah di bulan suci Ramadhan adalah aktivitas makan sebelum waktu fajar bagi yang menjalankan ibadah puasa.

Sebelum kegiatan sahur dilaksanakan, tentu seseorang harus bangun dari tidurnya. Dalam tradisi masyarakat di Indonesia, membangunkan orang untuk sahur dilakukan sekelompok warga dengan cara berteriak.

Dan kadang-kadang ditambah dengan membuat suara yang dihasilkan dengan peralatan seadanya, seperti peralatan dapur yang terbuat dari logam, kelontong bambu atau alat musik tertentu.

Kegiatan ini lambat laun menjadi tradisi dan selalu ada di setiap bulan ramadhan, termasuk di Kabupaten Mempawah, yang dilakukan masyarakat hingga pelosok desa maupun kota.

“Dengan inisiatif para anak muda kreatif yang tergabung dalam Galaherang Kreasindo, kegiatan membangunkan orang sahur dikemas menjadi sebuah festival,” ungkap Erlina.

Festival Sahur-Sahur awalnya diikuti oleh kelompok yang ada di Kabupaten Mempawah, namun kini telah naik kelas menjadi even perlombaan se Kalimantan Barat.

Bupati Erlina mengaku bersyukur karena Festival Sahur-Sahur tetap lestari dan setiap diselenggarakan selalu disambut penuh antusias oleh masyarakat.

Festival Sahur-Sahur diakuinya memiliki keunikan dibandingkan acara sejenis yang mirip.

Terlebih ketika dilakukan pawai seluruh peserta yang memenuhi jalan Kota Mempawah dengan mempersembahkan keterampilan dan kekompakan dalam memainkan peralatan bunyi-bunyian, ditambah atraksi unik sebagai pemanis dan penambah daya tarik.

Perbedaan terbesarnya ada pada peralatan bunyi-bunyian yang menggunakan bahan yang ada di sekitar.

Dengan irama yang menghentak riang gembira membangkitkan semangat yang terkadang dipadukan dengan atraksi tambahan, seperti penampilan tokoh tertentu sehingga membentuk cerita dengan pesan kebaikan bulan suci ramadhan yang kental.

“Ini sungguh nuansa yang berbeda dan tidak ada di tempat lain sehingga di situ lah letak ciri khas yang menjadi keunggulan dan patut dibanggakan dari Festival Sahur-Sahur,” jelas Erlina.

Karena keunikannya tersebut, Festival Sahur-Sahur meraih rekor MURI di tahun 2019.

Bahkan sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga RI turut memberikan apresiasi dengan menganugerahkan Piala Bergilir bagi peserta pemenang sejak Festival Sahur-Sahur 2017.

Turut hadir, Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hariyanto, Pj Gubernur Kalbar yang diwakili Asisten 3 Setda Alfian Salam, jajaran Forkopimda, Pimpinan OPD, BUMN dan BUMD, Ketua Galaherang Kreasindo selaku EO, yakni Mas Yusmidi, dan undangan lainnya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS