Santri Yatim dan Piatu di Pontren Al-Mukhlishin Terima Santunan 10 Muharram

Penyerahan santunan kepada para santri putra dan santri putri yatim-piatu di Pondok Pesantren Al-Mukhlishin untuk melaksanakan sunnah Nabi Muhammad SAW pada 10 Muharram 1443 H, Kamis (19/8/2021). SUARAKALBAR.CO.ID/IST

Mempawah (Suara Kalbar) – Pondok Pesantren Al-Mukhlishin, Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur, melaksanakan kegiatan Santunan Anak Yatim pada 10 Muharram 1443 Hijriah bertepatan dengan Kamis (19/8/2021).

Kegiatan yang bertujuan untuk menghidupkan sunnah Nabi Muhammad SAW ini diselenggarakan langsung oleh Pihak Yayasan bekerjasama dengan Pengurus Pondok Bidang Madrasah Dinyah (MADIN) atau pengajaran di Masjid Pondok.

Pimpinan Pontren Al-Mukhlishin Antibar, Mulyadi ‘Afwan, mengucapkan rasa terima kasih atas dukungan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Mukhlishin Antibar, para dewan guru Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiah (MTs), walisantri, simpatisan dan orang-orang baik yang dermawan.

“Kami mengucapkan terima kepada semua pihak atas dukungan tulus ikhlas yang diberikan. Berkat dukungan dan bantuan dari berbagai elemen masyarakat itu, alhamdulillah acara ini dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar,” ungkap Mulyadi.

Acara Santunan Anak Yatim ini, sambung Mulyadi, bertujuan untuk mempererat tali silaturahim, sekaligus berbagi kebahagiaan kepada sesama.

Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama, khususnya anak yatim.

Rangkaian kegiatan tidak hanya pada santunan anak yatim, tapi juga bersama-sama melaksanakan Puasa Tasu’a pada 9 Muharram  dan Puasa ‘Asyura pada 10 Muharram yang bertepatan pada hari Rabu dan Kamis 18-19 Agustus 2021 ini.

Kepala MADIN Al-Mukhlishin, Dedi Saputra, menuturkan, ada 65 santri yang mendapat amplop santunan dari para dermawan.

“Mereka yang menerima santunan merupakan santri yatim atau piatu yang terdiri atas 27 santri putra dan 38 santri putri,” paparnya.

Sementara itu, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Mempawah, Rudiansyah, menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang diselenggarakan Pondok Pesantren Al-Mukhlishin.

Hal ini diharapkan menjadi pembelajaran serta pembiasaan agar para santri dapat mengambil hikmah dari Puasa Tasu’a dan Puasa ‘Asyura di bulan Muharram.

Kini banyak orang yang melupakan bulan Muharram yang penuh dengan keberkahan. Salahsatunya adalah diperbanyak sodaqah dan puasa.

“Selain itu, bulan Muharram juga merupakan bulan bersejarah  serta bulan permulaan dalam kalender hijriyah agama Islam,” tutup Rudi.