Ketua DAD Sekadau: PETI Diperhuluan Sungai Terkesan Dibiarkan

Ketua DAD Sekadau, Wilbertus Willy

Sekadau (Suara Kalbar)- Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sekadau, Wilbertus Wily menyebutkan bahwa tercemarnya sungai Sekadau akibat aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) diperhuluan sungai Sekadau terkesan dibiarkan.

Hal tersebut disampaikannya bahwa hingga sampai saat ini, masih keruhnya sungai Sekadau sehingga banyak masyarakat yang menjadi terdampak.

“Ini terkesan dibiarkan baik aparat maupun pemerintah. Tolonglah ditertibkan kasian masyarakat kita yang menggunakan air sungai Sekadau. Dimana disitu mereka harus mandi, nyuci, minum dan masih banyak lagi. Jadi saya minta tolong ditertibkan,” katanya, Senin (9/8/2021).

Ia meminta agar aparat bertindak tegas agar masyarakat tidak banyak lagi menjadi korban keruhnya sungai Sekadau, dan jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti konflik sosial.

“Saya minta agar segera ditertibkan para pekerja peti. Agar jangan sampai terjadi konflik sosial. Sebab hingga saat ini air Sekadau belum juga jernih, artinya sampai sekarang para pekerja masih ada,” tegasnya.

Terakhir, Willy berpesan kepada masyarakat yang bekerja PETI untuk stop bekerja. Sebab, jika masih kerja terus menerus, air sungai Sekadau tidak akan tidak akan menjadi jernih, dan semakin sengsara.

“Saya minta agar masyarakat untuk stop bekerja peti. Bukan ngomong masalah perut lagi. Sebab, sebelumnya ada kerjaan lain sebelum kerja PETI. Karena kita tahu bahwa air Sekadau keruh dimulai pada pada bulan Januari yang lalu. Artinya waktu itu masih ada kerjaan lain, selain bekerja PETI,” tandasnya.