MIMA Malaysia Jajaki Peluang Investasi di Terminal Kijing Mempawah

Rombongan Konsulat Malaysia dan MIMA saat berkunjung ke Mempawah untuk menjajaki peluang kerjasama dan investasi di Pelabuhan Internasional Kijing, Selasa (15/3/2022). SUARAKALBAR.CO.ID/Foto. Diskominfo Mpw

Mempawah (Suara Kalbar) – Rombongan perwakilan Konsulat Malaysia yang dipimpin Azizul Zekri Bin Abdul Rohim, bertandang ke Kabupaten Mempawah, Selasa (15/3/2022).

Kedatangan Azizul Zekri disambut Wakil Bupati Muhammad Pagi yang didampingi Sekda Mempawah, Ismail dan jajaran OPD, di Kantor Bupati Mempawah.

Dalam lawatan itu diketahui, pihak Malaysia melalui Maritime of Institute Malaysia (MIMA) akan menjajaki peluang kerjasama dan investasi di Pelabuhan Internasional Kijing.

Kehadiran rombongan Konsulat Malaysia di Kabupaten Mempawah mendapat sambutan hangat dari Wabup Muhammad Pagi dan jajaran Pemkab Mempawah.

“Bagi kami, kedatangan bapak disini merupakan bentuk penghormatan, baik pemerintah maupun masyarakat Kabupaten Mempawah,” katanya mengawali sambutan.

Ia pun menyambut baik dan antusias dengan agenda kunjungan, yaitu dalam rangka mengenal pasti peluang kerjasama yang bisa dijalin antara pihak MIMA dengan Pelabuhan Internasional Kijing.

“Pelabuhan Kijing ini telah dimulai pembangunannya sejak April 2018 oleh PT. Pelindo II. Biayanya diperkirakan sekitar Rp 14 triliun dan akan menjadi paling modern di Kalimantan,” ungkap Muhammad Pagi.

Wabup menambahkan, sebagai salah satu pelabuhan hub, nantinya Terminal Kijing akan menjadi gerbang utama ekspor/impor barang dari dan ke Kalimantan.

“Pelabuhan Kijing ini juga menjadi kandidat salah satu dari tujuh hub utama (pelabuhan utama primer) di Indonesia,” ujarnya menjelaskan.

Dengan besarnya potensi bauksit, CPO, timber, karet, dan produk ikan di Kalimantan Barat, maka Terminal Kijing dirancang untuk memberikan kemudahan berbisnis.

“Yaitu one stop service bagi para investor yang akan dilengkapi dengan kawasan industri yang dibangun secara bertahap,” ungkap dia.

Muhammad Pagi mengakui, keberadaan Pelabuhan Kijing perlu ditunjang dengan infrastruktur yang memadai. Untuk itu, ia berharap ada dukungan dari pihak Malaysia.

“Mudah-mudahan dengan kunjungan ini, pihak perwakilan Konsulat Malaysia dapat berpartisipasi terutama di bidang infrastruktur untuk mendukung proyek strategis nasional ini,” ucapnya.

Dalam pertemuan tersebut, Muhammad Pagi juga memaparkan potensi yang ada di Kabupaten Mempawah dalam mendukung pengembangan Pelabuhan Kijing.

Di antaranya potensi pertambangan bauksit, kaolin, pasir kuarsa dan gambut. Di bidang perkebunan ada produk-produk unggulan seperti kelapa sawit, kelapa dalam dan karet.

Kemudian, potensi lainnya adalah sektor perikanan. Terdapat aktivitas perikanan tangkap pesisir, budidaya air payau dan perikanan budidaya.

Selain itu, ada juga potensi pengembangan sektor pariwisata Pulau Temajo di Kecamatan Sungai Kunyit untuk mendukung Pelabuhan Internasional Kijing.

Ia berharap informasi singkat ini dapat bermanfaat bagi pihak perwakilan Konsulat Malaysia, sehingga ada keinginan untuk berinvestasi di Kabupaten Mempawah.

“Dan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dapat melaksanakan kunjungan lapangan di lokasi Pelabuhan Kijing dan kawasan industri di Sungai Kunyit,” tutupnya.

 

Organisasi Pemikir Malaysia

Azizul Zekri, selaku perwakilan Konsulat Malaysia mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan Pemkab Mempawah.

Ia mengatakan, kedatangan pihaknya ke Mempawah berkaitan dengan rencana kunjungan MIMA yang merupakan organisasi pemikir yang terdiri dari profesor-profesor akademik.

“MIMA ini tugasnya menasehati pihak-pihak pemerintah/kerajaan Malaysia dan pihak swasta terutama potensi pelabuhan berkaitan dengan maritim,” jelasnya.

Dalam konteks ini, imbuh Azizul Zekri, MIMA melihat terdapat peluang-peluang kolaborasi dan investasi di Pelabuhan Internasional Kijing.

“Sudah ada permohonan daripada syarikat-syarikat swasta di Malaysia, salahsatunya di Sarawak yang ingin melakukan lawatan dan mendapatkan maklumat lanjutan terkait Pelabuhan Kijing,” ungkap dia.

Perihal rencana kedatangan rombongan MIMA ke Mempawah, imbuh Azizul Zekri, dijadwalkan pada akhir Maret 2022.

“Selain Kijing, kami berupaya pihak delegasi dapat melakukan lawatan di sekitar Mempawah melihat peluang-peluang investasi untuk kemudian diinformasikan ke Malaysia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Azizul Zekri melihat potensi kerjasama dengan Mempawah. Selain pelabuhan, ada pembangunan infrastruktur, pertambangan, serta perkebunan.

“Untuk peluang bauksit dan almunia, kami di Sarawak ada pelabuhan bauksit. Jadi bisa saja kedua pelabuhan ini menjadi sumber kolaborasi kita. Insya Allah kita coba menilai lagi peluang itu,” katanya.

Dalam kesempatan itu, ia juga tak ragu memuji pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing yang nanti dinilainya akan menjadi nadi pembangunan nusantara.

“Kita harapkan peluang-peluang kerjasama ini dapat dilakukan segera untuk membangkitkan ekonomi kedua negara yang terdampak COVID-19,” ucapnya.