SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Teknologi Harga Mobil Listrik BYD Lebih Mahal di Luar Tiongkok, Penjelasan dan Dampaknya

Harga Mobil Listrik BYD Lebih Mahal di Luar Tiongkok, Penjelasan dan Dampaknya

BYD Atto 3 di Indonesia dijual di harga Rp 515 juta. Harga itu jauh lebih mahal dibanding harga BYD Atto 3 di Tiongkok. (CarDekho/IST)

Jakarta (Suara Kalbar)- Harga mobil listrik merek BYD di Tiongkok ternyata jauh lebih murah dibandingkan dengan harga yang dikenakan di negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Melansir dari Beritasatu.com, Selasa(29/4/2024), BYD menjual mobil-mobil listrik mereka di luar Tiongkok dengan harga yang 2 hingga 3 kali lipat lebih tinggi.

Tindakan ini dilakukan untuk memperoleh margin keuntungan yang lebih besar yang tidak dapat diperoleh oleh produsen otomotif di Tiongkok di tengah persaingan yang ketat.

Sebagai contoh, BYD Atto 3 dijual dengan harga Rp 515 juta di Indonesia. Namun, di Tiongkok, BYD Atto 3, yang dikenal sebagai BYD Yuan, dijual dengan harga 119.800 yuan atau setara dengan Rp 270,4 juta. Artinya, perbedaan harga BYD Atto 3 di Tiongkok dengan di Indonesia nyaris dua kali lipat.

Kondisi ini juga terjadi di negara-negara lain, bukan hanya di Indonesia. Tidak mengherankan jika banyak pihak menjadi waspada terhadap kebijakan BYD mengenai harga jual mobil listrik mereka.

“BYD secara dramatis meningkatkan harga ekspor dibandingkan dengan harga yang ia kenakan di dalam negeri daripada menawarkan harga yang lebih rendah dari pesaing asing,” jelas Autoblog.

Meskipun demikian, BYD menolak untuk memberikan komentar mengenai perbedaan harga yang signifikan tersebut. Sebelumnya, Chairman BYD, Wang Chuangfu, dalam sebuah rapat dengan investor pada Maret 2024, menyatakan bahwa BYD sangat berharap ekspor dapat membantu meningkatkan profitabilitas tahun ini.

Autoblog mencatat bahwa perbedaan harga seperti ini sebenarnya bukan hal yang tidak biasa. Namun, menurut Sam Fiorani, seorang analis dari AutoForecast Solutions, perbedaan harga yang sangat besar seperti yang dilakukan BYD untuk pasar luar negeri merupakan hal yang jarang terjadi.

“Kendaraan yang dipasarkan secara global biasanya dihargai dalam kisaran yang sempit,” kata Fiorani.

Fiorani menambahkan bahwa kenaikan harga ekspor yang besar dibandingkan dengan harga di pasar domestik menunjukkan potensi keuntungan yang besar. Terlebih lagi, saat ini Tiongkok telah berhasil mengurangi biaya produksi mobil listrik, ditambah dengan subsidi besar yang diberikan oleh pemerintah Tiongkok.

“Kenaikan harga ekspor memberi BYD ruang untuk menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar per kendaraan,” katanya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Komentar
Bagikan:

Iklan