Kubu Raya (Suara Kalbar) – Kementerian Agama RI melakukan rukiyatul hilal di 99 titik di seluruh Indonesia, termasuk Kalimantan Barat yang digelar di Pantai Indah Kakap Kubu Raya.
Kepala Bagian TU, Kaharudin, yang mewakili Kepala Kanwil Kemenag Kalbar menjelaskan rukiyatul hilal adalah salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat dalam menentukan awal bulan.
“Kami menjalankan pemantauan hilal merupakan tugas dari kementerian dan sekaligus sebagai bagian bentuk pelayanan, khususnya untuk saat ini terkait pelaksanaan Hari Raya Idul Adha walaupun diputuskan dalam forum sidang isbat,” ujarnya, Minggu (18/6/2023) petang.
Dari hasil pantauan memang dilaporkan hilal tidak terlihat karena posisinya masih dikisaran 1 derajat.
“Hasil pantauan ini selanjutnya akan dilaporkan kepada Kementerian Agama RI di Jakarta untuk dijadikan pertimbangan dalam sidang isbat. Dari tim pemantau menyatakan hilal tidak terlihat,” jelasnya.
Didampaingi Kabid Urais, Ekhsan, ia menambahkan sudah dua kali ini LDII Kalbar bergabung dengan menugaskan timnya.
“Alhamdulillah dari LDII Kalbar sejak rukiyatul hilal 1 syawal kemarin sudah ikut gabung dan bahkan membawa tim rukiyat. Maka atas kehadirannya termasuk utusan NU, Muhammadiyah dan MUI, mewakili pimpinan Kanwil Kemenag kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya,” ungkap Kaharudin.
Sedangkan Ketua DPW LDII Kalbar Susanto menjelaskan keikutsertaan organisasinya dalam pemantauan hilal semata-mata ingin memperkuat Tim Perukiyat yang telah ada.
“LDII ikut serta dalam kegiatan pemantauan hilal dilandasi agar bisa memberikan masukan dari hasil pantauan dengan alat teropong yang kami miliki. Karena hilal terlihat dengan durasinya singkat maka perlu banyak tim pemantau hilal. Ini nawaitu kami dari LDII,” ujarnya.
Kebetulan dari aspek SDM, tambah Susanto organisasinya memiliki figur yang berkompeten karena dilatih secara khusus.
“SDM yang kami miliki secara akademik jebolan pasca sarjana ITB, dan telah dilatih secara khusus oleh DPP LDII shg memiliki kompetensi untuk membantu tim yg dimiliki Kemenag,” imbuh dia.
Selain itu dengan keterlibatan LDII juga untuk memudahkan dalam mensosialisasikan tatkala ada perselisihan ketika metode hisab dan rukiyat ada perbedaan hasil.
“Karena kami selalu ketemu dengan umat, tatkala ada pertanyaan terkait perbedaan hasil hisab dan rukiyat saat penentuan hilal bisa ikut membantu menjelaskan agar tidak ada keresahan di level umat,” tegas Susanto.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS