Produksi Gabah Kering Giling di Kalbar Capai 425.907 Ton

Ilustrasi Padi.[HO-Suara.com]

Pontianak (Suara Kalbar)- Sektor pertanian di Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan performa yang menggembirakan pada awal tahun ini.

Kepala Bidang Pangan, Dinas Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Doni Saiful Bahri, mengumumkan bahwa produksi padi di wilayah tersebut telah mencapai angka yang mengesankan hingga pertengahan tahun.

Doni Saiful Bahri menyatakan bahwa berdasarkan kerangka sampel area produksi padi di Kalimantan Barat, angka produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 425.907 ton per 23 Juni 2023. Pencapaian ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Sepanjang semester I 2023 ini produksi 425.907 ton GKG. Untuk capaian luas tanam sendiri dari Januari – Juni 2023 sebesar 112.237 hektare,” ujarnya melansir dari ANTARA, Selasa(25/7/2023).

Ia mengatakan dari realisasi yang ada dari 14 kabupaten atau kota di Provinsi Kalbar tertinggi di Kabupaten Sambas capai 92.584 ton GKG. Selanjutnya baru disusul Kabupaten Ketapang 58.078 ton GKG dan Kabupaten Landak 54.626 ton GKG.

“Ketiga daerah terbesar realisasi produksi padinya tersebut memiliki andil hampir separuh yakni sebesar 48 persen,” jelas dia.

Untuk target tanam dari Juni – September 2023 sebesar 143.751 hektare dengan rincian Juli sebesar 15.384 hektare, Agustus sebesar 37.086 hektare dan September sebesar 91.281 hektare.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Florentinus Anum menargetkan 1,109 juta ton GKD dengan luas tanam padi sasaran mencapai 350.597 hektare. Dari total sasaran tanam padi tersebut ada seluas 11.200 hektare atau 3,2 persen memperoleh bantuan benih.

“Seluruh kegiatan tanaman pangan dari APBN 2023 memperoleh bantuan benih. Alokasi kegiatan tanaman pangan di Kalbar pada 2023 terdiri dari padi kaya gizi seluas 1.000 hektare, padi lahan kering 200 hektare, padi Inbrida 10.000 hektare, bantuan kegiatan mandiri benih padi Inbrida 30 hektare dan kegiatan pemajangan varietas 12 hektare,” papar dia

Ia mengatakan terus berusaha menjaga produksi dan produktivitas hasil pertanian berupa padi guna mengantisipasi krisis pangan karena El Nino.

Sebelumnya telah melakukan langkah percepatan tanam padi dengan melakukan Koordinasi dan kunjungan ke lapangan di kabupaten kota melakukan penyuluhan terkait El Nino. Kemudian menghadirkan Gerakan Serbu El Nino sebagai upaya untuk memitigasi kekeringan pada sektor pertanian.

“Meskipun di Kalbar saat ini belum terdapat dampak kekeringan yang signifikan karena masih terdapat curah hujan dan belum berpengaruh terhadap penurunan produksi padi di Kalbar, namun antisipasi dampak kekeringan perlu dilakukan diantaranya gerakan serbu El Nino,” kata dia.

Ia menjelaskan Gerakan Serbu El Nino tersebut melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada.

“Puncak El Nino di Kalbar diperkirakan terjadi pada Juli dan Agustus 2023. Seandainya terjadi El Nino ada beberapa kabupaten yang berpotensi kekeringan yakni Ketapang, Kayong Utara, Kubu Raya dan Mempawah,”tutupnya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS