Dunia  

Turki Setop Perdagangan dengan Israel Hingga Tercapai Gencatan Senjata Gaza Permanen

Turki mengumumkan pada Jumat (3/5/2024) bahwa mereka tidak akan melanjutkan hubungan perdagangan dengan Israel senilai $7 miliar per tahunnya hingga tercapainya gencatan senjata permanen. SUARA KALBAR.CO.ID/HO.VoA Indonesia.

Suara Kalbar– Turki mengumumkan pada Jumat (3/5/2024) bahwa mereka tidak akan melanjutkan hubungan perdagangan dengan Israel senilai $7 miliar per tahunnya hingga tercapainya gencatan senjata permanen dan dijaminnya bantuan kemanusiaan di Gaza. Tindakan tersebut menjadikan Ankara sebagai mitra komersial utama Israel pertama yang mengambil langkah itu.

Dilansir dari VoA Indonesia bahwa Menteri Perdagangan Omer Bolat mengatakan “sikap tanpa kompromi” Israel dan memburuknya situasi di wilayah Rafah di Gaza mendorong Ankara untuk menghentikan semua ekspor dan impor. Rafah sendiri merupakan tempat perlindungan bagi para pengungsi yang terancam akan diserbu oleh Israel.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengkritik langkah Presiden Turki Tayyip Erdogan yang berlaku mulai Kamis (2/5/2024) malam itu. Ia mengatakan bahwa tindakan tersebut melanggar perjanjian perdagangan internasional dan merupakan “perilaku seorang diktator.”

Hamas, yang menguasai Gaza, memuji keputusan tersebut sebagai keputusan yang berani dan mendukung hak-hak Palestina.

Keputusan itu merupakan langkah paling tegas yang diambil Ankara setelah berbulan-bulan melemparkan kritik tajam terhadap aksi militer Israel, yang menghancurkan wilayah kantong Palestina yang padat penduduk. Erdogan juga menghadapi tekanan yang semakin besar dari dalam negeri untuk mengambil langkah yang lebih tegas.

Turki tidak bisa tinggal diam tanpa melakukan apa-apa terhadap “serangan Israel terhadap warga Palestina yang tidak bersenjata,” kata Erdogan setelah salat Jumat. Israel mengklaim mereka menyerang para militan yang bersembunyi di daerah pemukiman tersebut.

Erdogan kemudian menyampaikan kepada para pengusaha Turki bahwa Ankara akan menangani konsekuensi dari keputusan ini “melalui koordinasi dan dialog” dengan komunitas bisnisnya. Ia yakin hal tersebut akan menjadi contoh bagi negara-negara lain yang “merasa tidak nyaman dengan situasi saat ini.”“Saya ingin hal ini diketahui: kami tidak mengejar permusuhan atau perselisihan dengan negara mana pun di kawasan kami,” kata Erdogan, seraya menambahkan bahwa ia menyadari “bagaimana Barat akan menyerang kami” atas tindakan tersebut.

“Kami mempunyai satu tujuan di sini: memaksa kepemimpinan (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, yang sudah lepas kendali karena dukungan militer dan diplomatik tanpa syarat dari Barat, untuk melakukan gencatan senjata,” tambahnya.

Bolat mengatakan Turki sedang melakukan pembicaraan dengan Palestina mengenai pengaturan alternatif untuk memastikan sehingga mereka tidak terdampak oleh keputusan ini.

Bulan lalu, Turki membatasi ekspor baja, pupuk dan avtur di antara 54 kategori produk karena penolakan Israel untuk mengizinkan Ankara mengambil bagian dalam operasi pengiriman bantuan ke Gaza.

Larangan baru itu mencakup seluruh perdagangan yang tersisa, yaitu ekspor Turki senilai $5,4 miliar – atau hampir 6 persen dari seluruh impor Israel – dan impor ke Turki senilai $1,6 miliar pada tahun lalu.
Ekspor utama Turki ke Israel adalah baja, kendaraan, plastik, peralatan listrik, dan mesin, sementara impor didominasi oleh bahan bakar senilai $634 juta tahun lalu, menurut data perdagangan Turki.

JPMorgan mengatakan penghentian ini mungkin sedikit meningkatkan tekanan harga barang-barang di Israel dalam jangka pendek.

Turki mengecam serangan militer Israel di Gaza, dan mengirimkan ribuan ton bantuan untuk warga Gaza. Ankara pada minggu ini mengatakan pihaknya juga akan bergabung dalam kasus tuntutan genosida Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ). Israel membantah melakukan tindakan genosida di Gaza atau melanggar hukum kemanusiaan di Gaza.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS