BKKBN Kalbar Launching Sekolah Lansia di 14 Kabupaten/Kota
Pontianak (Suara Kalbar)-Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat melaunching Sekolah Lansia Tahun 2024 se-Kabupaten dan Kota di Kalimantan Barat, Rabu (8/5/2024).
Kepala BKKBN Kalbar, Pintauli Romangasi Siregar memaparkan di Kalimantan Barat saat ini sudah terbentuk 15 Sekolah Lansia di 14 kabupaten dan kota, 1 Sekolah Lansia Standar 2 (S2) dan 14 Sekolah Lansia Standar 1 (S1).
Semua kabupaten dan kota memiliki masing-masing 1 Sekolah Lansia, sedangkan Kota Pontianak memiliki 2 Sekolah Lansia, salah satunya memiliki mahasiswa yang sebagian besarnya adalah Juang Kencana BKKBN Kalbar yang bergabung bersama kelompok BKL.
Pintauli menjelaskan di tahun lalu Sekolah Lansia sudah diselenggarakan oleh kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Al Kautsar di Kabupaten Kubu Raya. Bahkan mereka sudah diwisuda dan prosesi wisudanya disaksikan langsung oleh Ketua TP PKK Provinsi Kalbar.
“Pada tahun ini kegiatan dilaksanakan lagi dengan skala yang lebih besar, yaitu di 13 kabupaten kota lainnya di Kalbar, ” jelasnya.
Direktur Ketahanan Lansia dan Rentan BKKBN, Ni Luh Gede Sukardiasih dalam arahannya pada kegiatan tersebut mengharapkan ke depan program kelanjutusiaan terus berjalan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia Indonesia.
Dia menjelaskan dampak dari pembangunan berkelanjutan, penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan baik dari sisi jumlah maupun proporsi. Hal tersebut menunjukkan perbaikan kondisi ekonomi, sosial dan kesehatan masyarakat yang berdampak terhadap penurunan angka kelahiran serta peningkatan usia harapan hidup.
Berdasarkan data Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2023 (BPS, 2023), penduduk lansia di Indonesia sebesar 11.75 persen. Hal ini menunjukkan Indonesia negara yang sudah memasuki era penduduk menua (ageing population). Dengan rasio ketergantungan lansia sebesar 17.08 yang artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 17 orang lansia.
Provinsi Kalimantan Barat menuju provinsi ageing population yaitu 9,67 persen, dengan proporsi lansia muda (60-69 tahun) sebanyak 65,80 persen. Presentase lansia yang mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir sebanyak 45,32 persen di daerah pedesaan, sebagian besar lansia bekerja disektor pertanian sebanyak 67,68 persen (BPS,2023).
Program kelanjutusiaan yang dijalankan oleh kementerian/lembaga dan mitra kerja yang berada di dalam komunitas, diantaranya BKKBN melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Sekolah Lansia.
Program dan kegiatan pada BKL dan Sekolah Lansia tersebut memiliki tujuan yang sama dalam upaya menjadikan Lansia yang sehat, aktif, mandiri, produktif dan bermartabat, sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2021 Tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan untuk mewujudkan lansia yang mandiri, sejahtera dan bermartabat.
Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup Lansia, tentu saja tidak dapat diupayakan secara optimal hanya melalui BKL saja. Diperlukan integrasi dan keterpaduan lintas sektor.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS