50 Tahun Indonesia-Korsel: Kerja Sama Pengembangan Pesawat Tempur Tetap Berlanjut

Latihan tempur AS dan Korsel sebagai ilustrasi.Indonesia dan Korea Selatan tahun ini merayakan 50 tahun hubungan strategis kedua negara. Berbagai kerja sama telah dijalin, termasuk dalam pengembangan pesawat tempur KFX/IFX. Foto: AFP)

Suara Kalbar– Kerja sama pertahanan merupakan salah satu yang dijalin Indonesia dengan banyak negara, tak terkecuali Korea Selatan.

Indonesia dan Korsel telah menyelesaikan bagian pertama kerja sama pembuatan kapal selam, yakni KRI Nagapasa-403, KRI Ardadeli-404, dan KRI Alugoro-405. Ketiga kapal selam itu merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan lewat perusahaan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd.

Kedua negara juga melakukan kerja sama pengembangan pesawat tempur KFX/IFX, yang dimulai pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, proyek generasi 4,5 ini terhambat karena Indonesia menunggak pembayaran biaya ongkos produksi, rekayasa teknik dan pengembangan.

Pesawat jet tempur TNI Angkatan Udara dalam sebuah pameran dirgantara di Jakarta, 9 April 2016. (Foto: AP)
Pesawat jet tempur TNI Angkatan Udara dalam sebuah pameran dirgantara di Jakarta, 9 April 2016. (Foto: AP)

Dalam kontrak kerjasama yang disepakati, Korea Selatan menanggung 80 persen pembiayaan proyek, sisanya ditanggung Indonesia, atau sebesar Rp20,3 trilliun. Dari jumlah itu, Indonesia masih menunggak Rp7.1 trilliun.

Pengamat alutsista, Alman Havas Ali kepada VOA, Jumat (27/1) mengatakan mengacu pada kesepakatan dengan Korea Selatan itu, Indonesia tiap tahun sedianya membayar cost share dua kali, yakni pada bulan April dan Oktober. Sesuai perjanjian, program engineering, manufacturing, and development (EMD) dalam proyek jet tempur tersebut rampung pada 2026; yang berarti Indonesia sudah harus melunasi penuh pembayaran cost share tersebut.

“Ketika terjadi pergantian pemerintahan dari Presiden Yudhoyono ke Preseiden Joko Widodo, sepertinya Presiden Widodo itu kurang komitmen mengenai kerja sama dengan Korea Selatan, sehingga alokasi cost share-nya tidak lancar selama pemerintahan Widodo. Terakhir bayar 2017 kemudian nunggak sampai tahun lalu, baru bayar lagi,” tutur Alman.

Jokowi Gandeng Korea Selatan Berinvestasi Dalam Pembangunan IKN Nusantara

Dari sisi teknologi, tidak semua dapat dialihkan pada Indonesia, karena ada sebagian teknologi yang digunakan Korea Selatan berasal dari Amerika. Mengingat Indonesia tidak memiliki perjanjian dengan Amerika soal teknologi sensitif yang digunakan itu, maka Korea Selatan tidak dapat mengalihkan teknologi itu pada Indonesia.

Alman menegaskan proyek jet tempur dengan Korea Selatan harus tetap berlanjut karena terkait hubungan diplomatik kedua negara. Korea Selatan dikenal memiliki kemampuan mumpuni dalam membuat pesawat tempur, di mana sebelum memproduksi sebuah pesawat tempur misalnya, seringkali dibuat 3-6 prototip hingga benar-benar tepat.

Kerja sama pembuatan pesawat tempur ini memberi pekerjaan besar kepada para insinyur PT Dirgantara, yang sejak tahun 1998 tidak memiliki program utama. Banyak pengalaman baru yang dipetik karena selama ini PT Dirgantara Indonesia hanya membuat pesawat subsonik atau di bawah kecepatan suara.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS