SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Nasional Mengenal Alexithymia, Ketidakmampuan Mengenal dan Mengekspresikan Emosi

Mengenal Alexithymia, Ketidakmampuan Mengenal dan Mengekspresikan Emosi

ilustrasi tidak memiliki emosi.(Foto:Suara.com)

Suara Kalbar – Setiap harinya, manusia berhadapan pada berbagai jenis emosi. Seseorang bisa mengalami kesedihan pada hari tertentu, tapi juga bahagia di hari lainnya. Bahkan, emosi tersebut bisa berubah dengan cepat dalam hitungan jam atau menit. Tapi, tahukan Anda soal kondisi alexithymia?

Tak seperti orang pada umumnya, orang dengan kondisi alexithymia bisa kesulitan mengidentifikasi apakah ia harus sedih atau bahagia. Mereka bermasalah dalam hal merasakan emosi.

Dikutip dari Psychology Today, alexithymia berasal dari bahasa Yunani, berarti “tidak ada emosi untuk kata-kata.” Konstruksi psikologis ini digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang berjuang dengan perasaan dan mengekspresikan emosi.

Orang dengan kondisi ini kurang mampu atau kadang-kadang ketidakmampuan total, untuk terhubung dengan sinyal emotif internal yang dikirimkan tubuh.Jika seseorang menderita alexithymia, ia tidak hanya kesulitan mengetahui emosi yang dirasakan, tapi juga kesulitan untuk mengidentifikasi bagaimana perasaan orang lainIni dapat membuat pengidap cemas secara sosial karena tidak dapat membaca isyarat non-verbal. Pengidap alexithymia mungkin terlihat canggung secara sosial atau kering akan humor.Namun jauh di lubuk hatinya, ia mungkin orang yang sangat sensitif dan empatik, tetapi karena kesulitan ini, orang lain mungkin salah memahaminya sebagai seseorang yang dingin, menyendiri, dan sombong.Akibatnya, ia lebih mungkin menderita isolasi sosial dan kesepian daripada kebanyakan orang.

Dikutip dari Healthline, sebagai suatu kondisi yang ditandai dengan kurangnya perasaan, mungkin sulit untuk mengenali gejala alexithymia. Namun, seseorang dengan alexithymia mungkin secara pribadi mengalami hal berikut dalam konteks sosial:

amarahkebingungankesulitan “membaca wajah”tidak nyamankekosonganpeningkatan denyut jantungkurangnya kasih sayangpanik

Penyebab dari alexithymia sampai sekarang belum dipahami dengan pasti, namun ada kemungkinan karena genetik.

Kondisi ini juga mungkin akibat kerusakan otak pada insula. Bagian otak tersebut dikenal karena berperan dalam keterampilan sosial, empati, dan emosi. Beberapa studi menghubungkan lesi insula dengan apatis dan kecemasan.

Selain itu, kondisi alexithymia telah dicatat pada orang yang pernah mengalami trauma, terutama selama masa kanak-kanak. Trauma dan penelantaran pada tahap ini dapat menyebabkan perubahan pada otak yang dapat membuat sulit untuk merasakan dan mengidentifikasi emosi di kemudian hari.

 

 

 

 

 

Komentar
Bagikan:

Iklan