Keren! Cikri Hadirkan Sepeda Air dan Angsa Engkol di Sungai Mempawah

Mempawah (Suara Kalbar) – Masyarakat Mempawah pasti mengenal Cikri. Pria yang bernama lengkap Bakri Hasan ini dikenal sebagai salah seorang tokoh di Kelurahan Pasir Wan Salim, Kecamatan Mempawah Timur.
Ia juga mantan Anggota DPRD, dan aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan di Kabupaten Mempawah.
Pada Selasa (27/7/2021), Cikri, sapaan akrabnya, menghadirkan sebuah atraksi kejutan yang membuat pengunjung pasar ramai-ramai melirik ke Sungai Mempawah, tepatnya di kawasan waterfront.
Itu setelah Cikri dan sejumlah anak muda terlihat mengendarai sepeda air (water bike) dan angsa engkol, kemudian berkeliling melintasi sungai yang berarus pelan.
Tepuk tangan pun terdengar. Kontan, kamera HP para pengunjung pasar mengarah ke aktivitas para pemuda yang beraksi dengan sepeda air dan angsa engkol itu.
“Pak Cikri emang keren. Ini bisa jadi sarana hiburan baru buat masyarakat Mempawah,” ungkap Jawara, salah seorang fotografer Dinas Kominfo Kabupaten Mempawah.
Lebih dari satu jam beraksi di sungai, para anak muda itu pun menepi di kawasan waterfront.
Tahapan Uji Coba
Usut punya usut, atraksi sepeda air dan angsa engkol itu merupakan tahapan uji coba untuk menghadirkan hiburan dengan wahana air di Kota Mempawah.
“Iya, hari ini tahap uji coba. Sekarang lagi persiapan agar sepeda air dan angsa engkol bisa segera menjadi wahana wisata keluarga di Sungai Mempawah,” ujar Cikri.
Ia berharap, dalam 1-2 hari ke depan, wahana air di Sungai Mempawah sudah bisa dioperasikan. Untuk itu, ia sudah menyiapkan 10 sepeda air dan enam angsa engkol.
Jika masyarakat ingin bermain, Cikri tentu menerapkan harga sewa.
“Sepeda air rencananya RP 15 ribu, sedangkan angsa engkol Rp 20 ribu per jamnya,” ungkap Cikri lagi.
Dirinya sengaja menghadirkan sepeda air dan angsa engkol ini adalah untuk memberikan hiburan baru bagi masyarakat Mempawah.
“Untuk sepeda air, saya rakit bersama sejumlah karyawan. Sedangkan angsa engkol saya pesan dari Jakarta. Harganya lumayan mahal!” katanya.
Proses perakitan sepeda air, tambahnya, butuh biaya sekitar Rp 2 juta. Bahan-bahannya adalah sepeda bekas berbagai merk, paralon, dan tentu saja kipas sebagai sarana bergerak atau mobiling di atas air.
“Saya dan karyawan sudah selesai merakit 10 unit. Nanti kita turunkan semua,” jelasnya.
Cara kerja sepeda air atau waterbike ini cukup mudah. Dengan cara dikayuh atau gowes biasa.
Saat maju atau pada waktu berbelok, tinggal mengarahkan stang sepeda. Itu karena kemudi berada di bawah stang sepeda.
“Jika ingin mundur, tinggal dikayuh mundur sesuai arah yang kita inginkan,” katanya.
Tetap Utamakan Keselamatan
Sebagai permainan air yang diharapkan wahana wisata keluarga, Cikri mengungkapkan, dirinya tetap mengutamakan keselamatan masyarakat yang menyewa sepeda air dan angsa engkol.
Ia tampak telah menyiapkan puluhan baju pelampung oranye yang nantinya wajib dikenakan oleh masyarakat setiap hendak bermain.
Selain itu, Cikri juga memperkerjakan lima orang karyawan yang tugasnya untuk melakukan pendampingan dan pengawasan.
Ia minta para karyawan agar betul-betul menjaga keselamatan para penyewa.
“Mereka nanti stand by menggunakan sampan mendampingi warga yang menyewa sepeda air dan angsa engkol kami. Insya Allah, kami akan bekerja profesional demi keselamatan warga,” katanya.
Saat air sungai berarus deras, Cikri juga mengatakan, wahana air ini akan dihentikan sementara hingga arus air kembali normal.
“Dan tak kalah penting, kami minta warga yang hendak menyewa, hendaknya bisa berenang. Jika tak bisa berenang, kami akan lakukan pendampingan melekat,” pungkasnya.