SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Nasional Menhut Raja Juli Antoni Lepasliarkan Enam Orang Utan di Kalimantan Timur

Menhut Raja Juli Antoni Lepasliarkan Enam Orang Utan di Kalimantan Timur

Menhut Raja Juli Antoni melakukan pelepasliaran 6 orang utan di Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur pada Rabu 23 April 2025. (Istimewa/Istimewa)

Jakarta (Suara Kalbar)-Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni secara simbolis melepasliarkan enam individu orang utan ke habitat alaminya di kawasan Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Rabu (23/4/2025). Dalam kesempatan tersebut, Antoni menekankan pentingnya menjaga populasi satwa dilindungi dan kelestarian hutan tropis Indonesia.

“Ada kebahagiaan karena hari ini kita berhasil melepasliarkan enam orang utan ke habitat alaminya. Namun, ini juga menjadi tantangan besar bagi kami untuk lebih serius dalam menjaga kelestarian hutan, ekosistem, dan satwa lainnya agar tidak banyak lagi yang harus dikonservasi,” ujar Antoni dilansir dari Beritasatu.com, Jumat(25/4/2025).

Antoni menjelaskan, salah satu upaya menjaga populasi orang utan adalah dengan memperketat pelepasan kawasan. Menurutnya, terdapat tiga elemen penting yang harus diperhatikan secara seimbang, yakni kelestarian hutan, keberlanjutan pembangunan, dan kesejahteraan masyarakat.

“Kita harus disiplin dalam melepas kawasan. Ada norma yang harus kita patuhi. Pembangunan memang tidak boleh berhenti karena berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang sangat dibutuhkan bangsa ini,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, pelestarian alam merupakan amanah Tuhan yang harus dijaga bersama untuk masa depan generasi mendatang.

“Kelestarian alam adalah anugerah Tuhan. Kita wajib menjaganya bersama demi anak cucu kita. Dan saya yakin, kesejahteraan masyarakat juga bisa terwujud jika semua elemen ini dijalankan dengan seimbang,” tambahnya.

Antoni menekankan, ketiga elemen tersebut hanya bisa berjalan beriringan melalui kerja sama dan kolaborasi berbagai pihak.

“Ketiga elemen—kelestarian hutan, pembangunan berkelanjutan, dan kesejahteraan masyarakat—harus kita kelola bersama. Ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, yayasan, pihak swasta, dan seluruh elemen masyarakat,” jelasnya.

Dalam kegiatan pelepasliaran ini, menhut turut didampingi oleh Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Nunu Anugrah, serta CEO Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Jamartin Sihite.

Untuk mencapai lokasi pelepasliaran, Antoni dan rombongan menyeberangi sungai menggunakan perahu dari Dermaga KM 67 menuju Dermaga Ponton, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Di lokasi, menhut secara langsung membuka kandang salah satu orang utan betina berusia 10 tahun bernama Mikhayla.

Sumber: Beritasatu.com

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan