Satono Ajak Mahasiswa IAIS Mewujudkan Sambas Berkemajuan
Sambas (Suara Kalbar)- Bupati Sambas, Satono, telah mengajak mahasiswa dari Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin (IAIS) Sambas untuk menjadi bagian dari generasi yang mewujudkan Sambas yang beriman, mandiri, maju, dan berkelanjutan (Berkemajuan).
Menurut Bupati Satono, kampus IAIS bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga tempat di mana karakter dibentuk, potensi dikembangkan, dan impian diraih. Oleh karena itu, ia mendorong mahasiswa untuk mengejar impian mereka melalui IAIS Sambas dan berkontribusi menjadi generasi yang mewujudkan Sambas Berkemajuan.
“Kampus IAIS bukan hanya tempat untuk belajar tetapi juga tempat di mana membentuk karakter, mengembangkan potensi dan meraih impian. Oleh karena itu jemputlah impian kalian melalui IAIS Sambas dan menjadi bagian generasi yang mewujudkan Sambas Berkemajuan,” ujarnya melansir dari ANTARA, Rabu(4/10/2023).
“Ada beberapa program unggulan dan isu strategis kekinian yang relevan dengan kajian dunia akademik di antaranya hakikat kepindahan Ibu Kota Negara ke Nusantara atau Ibu Kota Negara (IKN), isu perbatasan negara RI, revolusi industri 4.0, society 5.0, bonus demografi dan pemajuan budaya lokal yang akan mempengaruhi perjalanan mahasiswa sekalian di dunia pendidikan,” katanya.
Isu strategis daerah yang penting menjadi perhatian IAIS termasuk mahasiswanya, yakni dalam sektor pendidikan terutama fakta tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kabupaten Sambas pada 2022 berhasil naik ke ranking ke-5 tertinggi di Kalimantan Barat di angka 67,95.
Namun bila ditelisik lebih dalam, komponen pembentukannya yaitu harapan lama sekolah (HSL), rata-rata lama sekolah (RLS), angka harapan hidup (AHH) dan tingkat pengeluaran (ekonomi).
“Sektor pendidikan terutama pada komponen rata-rata lama sekolah masyarakat Kabupaten Sambas masih di angka 6,74 tahun, berarti masih di kelas 1 SMP, atau berada pada ranking 13 dari 14 kabupaten kota di Kalimantan Barat. Perhitungan rata-rata lama sekolah adalah dengan membandingkan lama sekolah penduduk usia 25 plus dan jumlah penduduk usia 25 plus, maka mahasiswa (usia 19 sampai 24 tahun) adalah usia yang paling dekat dengan perhitungan usia rata-rata lama sekolah,” jelas dia.
Ia berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk benar-benar menjadi agen perubahan di masyarakat dan harus belajar berdiplomasi yang baik.
“Menyambut bonus demografi yang akan datang mahasiswa harus benar-benar berperan menjadi agen perubahan, harus siap memetakan peradaban dan harus pandai berdiplomasi,” pesannya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS