Kayong Utara (Suara Kalbar)- Ketua Tim Pelaksana Program Penyakit Menular dan Tidak Menular Elmi mengatakan bahwa keterbatasan penanganan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kritis belum bisa maksimal karena alat transfusi dan bank darah belum tersedia di rumah sakit Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat.
“Kalau pasien DBD kritis itu bisa mempengaruhi jumlah trombosit yang rendah di dalam tubuh. Sehingga, perlu penanganan khusus seperti transfusi darah. Sedangkan rumah sakit kita, (Sultan Muhammad Jamaludin 1 ) Sukadana belum bisa melakukan transfusi darah karena tempat dan alatnya dikita belum tersedia,”ujar Elmi beberapa waktu lalu di Kayong Utara, Sabtu (9/9/2023).
Mengenai hal itu, membuat pasien DBD yang kritis harus di rujuk ke rumah sakit yang berada di Kabupaten Ketapang untuk mendapatkan transfusi darah. Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat agar cepat membawa keluarganya ke rumah sakit, jika demam terjadi lebih tiga hari.
“Kemarin ada yang meninggal dunia, akibat terlambat dibawa ke rumah sakit. Sudah di rujuk ke Ketapang, belum sampai ke tempat rujuk, sudah meninggal dunia,”ujarnya.
Namun pemerintah Kabupaten Kayong Utara sudah berencana akan membangun unit bank darah pada tahun 2023 untuk memudahkan pelayanan dan kebutuhan darah di wilayah tersebut.
“Insya Allah, mungkin tahun ini sudah dibangun unit bank darah di Rumah Sakit Jamaludin 1 Sukadana,” jelas dia.
Saat ini Dinkes mencatat sudah ada 3 kasus kematian dan 185 pasien yang harus di rawat di rumah sakit setempat akibat DBD. Di mana, Kecamatan Sukadana memiliki kasus tertinggi yang mencapai 82 kasus pasien yang dirawat.
Disusul Simpang Hilir, dimana, orang yang terinfeksi virus dengue sebanyak 54 kasus. Dan diurutan ke tiga berada di Kecamatan Teluk Batang sebanyak 20 kasus.
“Dugaan saya kasus di Kayong Utara salah satunya karena ada mobilisasi orang dari kabupaten tersuspect, karena masa inkubasi itu 7 hari, cukup lama. Nyamuk Aedes Aegypti itu membawa virus dari orang yang terkena virus dangue dan menggigit orang lain. Bukan nyamuknya yang menghasilkan virus dangue,” kata dia lagi.
Dinas setempat telah melakukan berbagai upaya mulai dari penyemprotan di tempat umum dan wilayah yang terdapat kasus, melaksanakan larvasidasi dan sosialisasi 3M plus kepada masyarakat melalui berbagai saluran media yang ada.
“Kita saat ini sedang melakukan fogging di sekolah – sekolah yang ada. Kemari juga kita melakukan sosialisasi melalui saluran radio terkait DBD, agar masyarakat bisa mengerti dan tau gimana pencegahannya,” jelasnya lagi.
Ia mengatakan setiap puskesmas telah disiapkan alat fogging untuk memudahkan petugas melakukan pengasapan di sekitar wilayah kerjanya masing – masing.
“Kalau di Puskesmas Sukadana ada 3 alat fogging, Simpang Hilir 2, Teluk Batang 3 dibagi di Puskesmas Sungai Paduan satu, dan Puskemas Teluk Batang ada dua. Di daerah kepulauan juga sudah ada,”pungkasnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS