Proyek Strategis Nasional Terminal Kijing di Mempawah, PT Pelindo Dinilai Belum Berpihak kepada UMKM

Mempawah (Suara Kalbar) – Ketua Umum Forum Musyarawah Ekonomi Kerakyatan (FOMEKA) Kalimantan Barat Eman Saputra punya catatan kecil soal track record PT Pelindo dalam membangun Pelabuhan Internasional Terminal Kijing.
Menurut Eman Saputra, proyek strategis nasional Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak yang berada di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, sudah lebih setahun diresmikan Presiden Joko Widodo.
Hadirnya pelabuhan ini diharapkan memberikan dampak besar pada pertumbuhan ekonomi masyarakat Kalimantan Barat, khususnya masyarakat Sungai Kunyit yang rela tempat usaha dan rumahnya ‘tergusur’ demi mendorong pelabuhan ini berdiri.
“Hanya saja, peningkatan daya saing provinsi dan tujuan mendorong produk unggulan untuk go export bisa menyimpang dari tujuan awal jika penerapan pengelolaan yang dilakukan PT Pelindo kurang bijak,” ungkapnya.
Jika mengingat pesan Presiden Joko Widodo, lanjut dia, pembangunan Terminal Kijing ini mesti bisa mendorong ekspor daerah dan menggerakkan ekonomi masyarakat dengan segala komponennya. Mulai dari UMKM, petani, nelayan dan lain sebagainya.
Dan yang tak diinginkan adalah, hadirnya pelabuhan bukan justru mendorong PT Pelindo untuk membuat sebanyak-banyaknya anak perusahaan.
“Sebab kenyataannya hampir di semua lini, Pelindo dalam membangun anak perusahaan terkesan tidak terbuka terhadap persaingan usaha yang sehat dan perdagangan bebas,” tegas Eman Saputra.
Perdagangan bebas dan persaingan ekonomi global di daerah ini harus siap bersaing, baik di dalam dan luar negeri. Jangan sampai justru terkesan tidak mampu sehingga peningkatan ekspor dan investasi menjadi minim.
Jika mencontoh Singapura, negara tetangga ini sudah jauh menerapkan perdagangan bebas dan persaingan sehat, sehingga pelabuhan mereka berkembang dan menjadi daya tarik, serta membuat ekonomi negara jauh lebih baik.
Sementara di Mempawah, tambah Eman, yang kini telah berdiri Pelabuhan Internasional Terminal Kijing, jangankan bersaing di tingkat global, UMKM yang mencoba masuk untuk kerjasama ternyata kurang diberi akses.
Ini artinya, pengguna jasa PT Pelindo di pelabuhan tidak mempunyai alternatif pilihan, baik harga maupun pelayanan.
“Bahkan kami menilai, eksistensi UMKM enggan dirangkul PT Pelindo sehingga menunjukkan penerapan kebijakan kurang matang. Padahal, pemerintah secara tegas mengakui UMKM adalah tulang punggung ekonomi bangsa,” tegas Eman lagi.
Jangan lupa, BUMN lahir dari rakyat, seharusnya membantu bagaimana usaha rakyat bisa berkembang dan berdaya saing ekonomi yang lebih baik.
“Jadi PT Pelindo ke depan kami harapkan selalu merangkul UMKM, baik di Kalbar maupun di Kabupaten Mempawah,” tutupnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS