Antisipasi Serangan Siber, FBI Imbau Atlet Olimpiade Beijing Gunakan Ponsel Sementara
Suara Kalbar – Bagi atlet Olimpiade asal Amerika, Chris Mazdzer, yang sudah empat kali berpartisipasi, Olimpiade kali ini terasa berbeda akibat pandemi COVID-19. “Olimpiade ini akan terasa aneh. Tidak ada nuansa Olimpiade yang utuh (seperti sebelumnya).”
Dari gelembung Olimpiade saja, di mana para atlet dan pengunjung tidur, makan, bertanding sekaligus dipantau kondisinya terkait potensi COVID-19 secara terpisah dari penduduk Beijing, penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin kali ini tampak sedikit berbeda dan melibatkan lebih banyak teknologi akibat pandemi.
Namun, pemanfaatan teknologi juga menimbulkan kekhawatiran akan isu privasi dan keamanan, khususnya di China. Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah mengkritik Beijing karena penyensoran internet dan pengawasan digital terhadap warganya.
Dengan alasan masalah keamanan siber, Biro Investigasi Federal (FBI) AS menyarankan pengunjung desa Olimpiade untuk meninggalkan telepon genggam pribadi mereka di rumah dan menggunakan telepon genggam sementara di lokasi.Charity Wright, pakar intelijen ancaman siber di Recorded Future, mengatakan meskipun imbauan FBI bersifat umum, ada kekhawatiran sejak lama bahwa pihak berwenang China melacak pergerakan digital pengunjung.
“Menurut saya sangat penting untuk membawa perangkat yang ‘bersih’, dan jaga agar tetap bersih selama Anda berada di sana, pastikan percakapan Anda lugas dan simpel, jangan ungkap informasi pribadi apa pun tentang diri Anda yang dapat diambil oleh pemerintah China.”
Pihak berwenang AS telah berulang kali menuduh China dan beberapa negara lain menggunakan serangan siber untuk mencuri informasi dan terlibat dalam aktivitas pengintaian.
Meski demikian, para pakar keamanan siber mengatakan bahwa serangan yang disponsori negara kecil kemungkinan dilancarkan pada Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, mengingat hubungan geopolitik China yang erat dengan negara-negara, termasuk Rusia dan Korea Utara, tempat serangan siber berasal.
FBI mengatakan, terdapat jutaan percobaan insiden siber pada penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, meski tak satu pun berhasil dilakukan.
Akan tetapi, badan keamanan AS itu memperingatkan bahwa Olimpiade Musim Dingin dapat mengalami serangan siber yang dimotivasi oleh mereka yang mencari keuntungan finansial atau oleh para hacktivists alias pegiat-peretas yang ingin menyoroti suatu isu.
Kembali, Charity Wright. “Acara seperti Olimpiade pada skala global, di mana seluruh dunia menyaksikan, merupakan jenis acara yang sangat ideal untuk menyampaikan keluhan mereka, untuk meningkatkan kesadaran akan isu yang mereka soroti.”
Sementara itu, teknologi berperan kunci dalam upaya China meredam penyebaran COVID-19 di luar dan di dalam gelembung Olimpiade.
Sebagai bagian dari tindakan pencegahan pandemi di Beijing, robot menjadi andalan di dalam gelembung Olimpiade. Mereka membuat dan mengantar makanan, serta membersihkan lantai, demi membantu penghuni gelembung menjaga jarak fisik satu sama lain.
Pengunjung diwajibkan memasang suatu aplikasi di telepon genggam mereka, di mana mereka memasukkan informasi suhu tubuh dan uji COVID-19 harian. Apabila dites positif, maka yang bersangkutan langsung dikeluarkan dari area Olimpiade.
Cacat keamanan yang dilaporkan dalam aplikasi tersebut telah diperbaiki, kata otoritas Olimpiade Beijing. Selain itu, hanya data terbatas yang dikumpulkan otoritas.
Yu Hong adalah kepala teknologi Komite Olimpiade Beijing. “Seluruh [pengumpulan] data mengikuti pedoman yang ketat, diklarifikasi oleh Komite Olimpiade Internasional dan Komite Penyelenggara Olimpiade Beijing setelah diskusi secara menyeluruh.”
Chris Mazdzer, pebalap kereta es luncur, mengatakan kepada VOA sebelum Olimpiade Musim Dingin dimulai bahwa mengunduh aplikasi tersebut merupakan kewajiban atlet untuk dapat bertanding.l
“Saya percaya pada perlindungan data pribadi. Saya rasa saya tidak perlu menyembunyikan atau mengkhawatirkan apapun yang ada pada telepon genggam saya,” tukasnya.
Sambil berjuang membawa pulang medali, para atlet juga beruang melindungi diri mereka di ranah digital.