Destinasi wisata Jeram Gurung Makai di Desa Suka Maju, Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu. SUARAKALBAR.CO.ID/Diko Eno |
Pontianak (Suara Kalbar) – Petualangan Jurnalis Ekspedisi Borneo bersama Honda ADV 150 mencapai titik akhir wilayah timur Kalimantan Barat, yakni Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu. di Hulu Bumi Kapuas ini, tim mengeksplorasi kawasan wisata yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Destinasi wisata itu adalah Jeram Gurung Makai.
Nah, dikawasan Jeram ini terdapat Kolam bernama Bunga Lita. Lokasi nya berada di Desa Suka Maju, Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu. Menempuh perjalanan ke objek wisata ini sekitar 45 menit dari Kota Putussibau.
Jika kamu ingin ke sana, caranya cukup mudah. Karena kamu hanya perlu mencari Simpang Makai, di daerah Tekalong, dan masuk ke dalam, sekitar 7 kilometer.
Tak hanya kolam pemandian, di kawasan wisata ini, terdapat sejumlah objek, seperti gurung Makai dan situs Batu Babi.
“Gurung ini bahasa Dayak Suruk, kalau bahasa Indonesianya jeram,” kata Yohanes Aloysius Rewa, pemilik kawasan wisata tersebut.
Aloy menjelaskan, kawasan wisata ini memang belum banyak dikenal orang. Karena itu, ia berniat untuk mengembangkannya, agar bisa menjadi kawasan wisata unggulan.
“Di sini ada jeram Gurung Makai, ada kolam pemandian Bunga Lita, dan situs Batu Babi. Selama ini orang tahunya hanya dari mulut ke mulut,” jelas Aloy sembari meminum kopi di kawasan jeram gurung Makai bersama Jurnalis Ekspedisi Borneo.
Kolam Bunga Lita
Adam, tokoh adat di Desa Suka Maju memperlihatkan kolam Bunga Lita di kawasana Jeram Gurung Makai.SUARAKALBAR.CO.ID/Diko Eno |
Disela-sela bercerita, Adam, tokoh adat di kawasan ini mengungkapkan,konon kawasan jeram gurung makai dulunya dipercaya merupakan sebuah rumah betang, yang kemudian ‘melebur’ atau berubah wujud menjadi batu.
“Kalau kolam pemandian Bunga Lita ini, adalah pemandian para bidadari. Sebelumnya, kolam ini adalah wadah susu. Saat melebur menjadi batu, ia menjadi kolam pemandian ini. Bidadari mandi di sini. Itulah cerita yang kami percayai secar turun menurun dari para leluhur kami,” ungkap Adam.
Sebenarnya, lanjut Adam, ada dua kolam di kawasan itu. Ada kolam brem, dan kolam bunga lita. Menurut cerita, kolam brem tidak boleh dipakai untuk mencuci muka apalagi mandi didalamnya.
“Kolam brem ini tidak boleh dipakai. Jangan cuci muka, apalagi meminumnya. Bisa gila. Karena dulunya itu adalah wadah arak. Tapi kalau kolam bunga lita ini justru bagus, karena terbuat dari wadah susu. Jadi kalau mandi di situ, bagus. Makanya ramai juga yang mandi di situ,” bebernya.
Dia menambahkan, sebelum mandi di kolam Bunga Lita, pengunjung disarankan untuk melempar logam, seperti uang koin, jarum, atau paku, serta meminta izin kepada kolam tersebut,” tambahnya.
Batu Babi
Situs Batu Babi di kawasan jeram Gurung Makai.SUARAKALBAR.CO.ID/Diko Eno |
Selain pemandian Bunga Lita, ada juga situs Batu Babi. Menurut Adam, Batu Babi ini dulunya adalah babi peliharaan warga, yang ‘lebur’ menjadi batu. Ada tiga babi, ada tempat makan babi, dan seorang perempuan yang sedang hamil.
“Saat memberi makan babi, perempuan ini bilang ‘sama-sama hamil kita ini ya’, setelah dia bilang begitu, seketika cuaca buruk, awan gelap, dan semuanya berubah menjadi batu,” terang Adam.
Adam berpesan, agar pengunjung tak memukul-mukul batu babi tersebut, jika tak ingin mendapatkan mimpi buruk. “Saya sendiri pernah mengalaminya,” kata Adam.
Gurung Makai
Foto Aerial Jeram Gurung Makai.SUARAKALBAR.CO.ID/Diko Eno |
Kawasan wisata Bunga Lita ini menjadi semakin menarik dengan adanya gurung makai. Jeram ini arusnya tak terlalu kuat, sehingga memungkinkan pengunjung untuk berenang mengikuti arus hingga danau di ujung jeram.
Bebatuan di kiri dan kanan jeram, membuat panoramanya semakin berkesan. “Daerah ini akan kita kembangkan menjadi wisata alam, sehingga pengunjung bisa menikmati suasana alam yang asri, suara air, bebatuan. Di sini juga bisa camping, tapi kami juga ada menyiapkan kamar-kamar bagi pengunjung yang ingin menginap di kamar,” ujar Aloy memungkasi.
Penulis : Diko Eno