SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Bengkayang Pemkab Bengkayang Perkuat Penanggulangan TBC Lewat Deteksi Dini

Pemkab Bengkayang Perkuat Penanggulangan TBC Lewat Deteksi Dini

Foto bersama rapat koordinasi dan sosialisasi penanggulangan TBC di Kabupaten Bengkayang, Kalbar/ANT

Bengkayang (Suara Kalbar) – Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat memperkuat pengendalian tuberkulosis (TBC) dengan mengedepankan deteksi dini, penemuan kasus, pengobatan tuntas, serta penerapan terapi pencegahan TBC bagi kontak erat pasien.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bengkayang Arya Purba di Bengkayang, Jumat, menyebut empat indikator utama dalam pengendalian TBC, yakni deteksi terhadap masyarakat terduga TBC, menemukan kasus positif, memastikan pasien positif menjalani pengobatan, memastikan pasien benar-benar sembuh.

“Selain empat indikator tersebut, saat ini juga ada program terbaru yaitu terapi pencegahan TBC atau TPT bagi mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien positif,” katanya.

Secara nasional, angka insiden TBC berada di kisaran 368 kasus per 100 ribu penduduk. Namun, kondisi Bengkayang tercatat lebih rendah dengan angka insiden 189 per 100 ribu penduduk.

“Kalau dilihat dari tren data, kesembuhan pasien TBC di Bengkayang sudah cukup baik, yaitu di atas 90 persen,” ujarnya.

Ia menjelaskan penemuan kasus dilakukan melalui investigasi kontak. Setiap satu pasien positif yang terdeteksi, minimal 10 orang di lingkungannya harus diperiksa. Cara ini mirip dengan strategi penelusuran kontak erat pada kasus COVID-19.

Meski demikian, tantangan masih ditemui, terutama terkait resistensi masyarakat ketika diminta menjalani pemeriksaan.

Selain itu, pengobatan TBC yang cukup lama sering membuat pasien tidak konsisten mengonsumsi obat hingga tuntas.

“Pengobatan TBC sensitif obat membutuhkan waktu enam bulan, sementara TBC resisten obat (RO) bisa mencapai satu tahun. Banyak pasien yang merasa sudah sehat dalam dua bulan pertama lalu berhenti berobat. Ini yang menyebabkan risiko putus obat cukup tinggi,” katanya.

Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Kesehatan mengintensifkan peran pengawas minum obat (PMO) guna memastikan pasien disiplin mengonsumsi obat hingga selesai.

Dengan pola tersebut, diharapkan angka kesembuhan bisa terus meningkat dan mencegah kasus kambuh.
Selain itu, TPT diterapkan bagi kontak erat pasien positif yang belum terinfeksi. Mereka akan diberikan obat selama enam bulan untuk mencegah berkembangnya penyakit.

“Strategi ini penting untuk memperkecil risiko penularan di lingkungan keluarga,” ujarnya.

Dinkes Bengkayang juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat terkait etika pencegahan. Pasien positif TBC dianjurkan menggunakan masker saat batuk, memisahkan peralatan makan dari anggota keluarga lain, serta menjaga kebersihan lingkungan.

“Penularan TBC terjadi melalui droplet. Karena itu, perilaku hidup bersih dan etika batuk sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran,” katanya.

Ia menjelaskan pemerintah daerah berkomitmen mendukung target nasional eliminasi TBC dengan memperkuat layanan kesehatan, memperluas cakupan deteksi dini, serta memastikan pengobatan dan pencegahan berjalan optimal di masyarakat.

Sumber: ANTARA

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan