UGM: Jatuhan Meteor Bisa Jadi Berkah bagi Dunia Sains
Suara Kalbar – Fenomena meteor yang melintas di langit Cirebon belum lama ini sempat membuat geger warga setempat. Kejadian ini menjadi pengingat wilayah Indonesia juga berpotensi terkena dampak dari jatuhan batuan antariksa. Pakar menilai, peristiwa ini memiliki dua sisi bagi Indonesia.
“Jatuhan meteor bisa menjadi berkah terutama dalam bidang ilmiah. Melalui meteor, dapat diketahui informasi batuan dari tata surya dan yang ada di sekitar bumi, komposisi batuan, dan kandungannya,” ungkap Dosen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Nugroho Imam Setiawan, dosen teknik geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) saat dihubungi pada Kamis (16/10/2025).
Jatuhnya meteor tersebut menimbulkan kekhawatiran di masyarakat, seiring prediksi adanya asteroid yang disebut-sebut akan menabrak bumi pada 2032 dan berpotensi menghancurkan sebuah kota.
Meski demikian, di balik kekhawatiran tersebut, Nugroho mengatakan peristiwa jatuhnya meteor juga memiliki sisi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Ia menekankan, dari meteor ini para ahli dapat mempelajari komposisi batuan di sekitar bumi, mengetahui usia meteorit yang sekaligus memberi informasi umur bumi, hingga memahami sistem tata surya. Kandungan di dalam meteorit pun bisa dimanfaatkan untuk penelitian lebih lanjut.
Menurut Nugroho, proses pengambilan sampel meteorit harus dilakukan dengan hati-hati agar kandungan aslinya tidak rusak. Biasanya, meteorit paling banyak ditemukan di wilayah kutub selatan karena permukaannya tertutup salju sehingga benda langit berwarna gelap mudah terlihat.
“Semakin cepat mengambil sampel dari masa jatuhnya itu semakin baik, kalau semakin lama meteorit sudah bercampur dengan tanah, dan lapuk tentu akan mengurangi keaslian meteorit tersebut,” ujarnya.
Meski bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, Nugroho mengingatkan jatuhnya meteor juga dapat menjadi bencana jika jatuh di wilayah permukiman atau laut dengan ukuran besar, bahkan berpotensi memicu tsunami.
Sementara terkait prediksi tabrakan asteroid pada 2032, Nugroho menilai kemungkinan tersebut sangat kecil.
“Prediksi itu sangat memungkinkan sekali untuk tidak terjadi. Terlebih bumi memiliki perlindungan yang cukup baik yaitu atmosfer, sehingga benda ruang angkasa yang ukurannya besar itu bisa menjadi lebih kecil dan akan mengurangi dampak yang dihasilkan,” tutup Nugroho.
Sebelumnya, warga Cirebon dan Kuningan digemparkan dengan kemunculan benda asing dengan cahaya terang melintas cepat di langit disertai dentuman pada Sabtu (5/10/2025) malam. Pakar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan cahaya misterius di langit Cirebon dan Kuningan tersebut adalah meteor yang melintas.
Disampaikan oleh Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin, berdasarkan analisisnya, fenomena tersebut adalah meteor cukup besar yang melintas dan jatuh di laut Jawa.
“Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan-Kab Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35 WIB hingga 18.39 WIB. Ketika memasuki atmosfer yang lebih rendah menimbulkan gelombang kejut berupa suara dentuman dan terdeteksi oleh BMKG Cirebon pada pukul 18.39 WIB,” jelas Thomas ketika dihubungi Beritasatu.com, Senin (6/10/2025).
Sumber: Beritasatu.com
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





