SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Mempawah 77 Hari Erlina Menjabat Bupati, Pengamat: “Emak-Emak Emang Laen”

77 Hari Erlina Menjabat Bupati, Pengamat: “Emak-Emak Emang Laen”

Haris Rosi, dosen dan pengamat kebijakan publik Kalimantan Barat. SUARAKALBAR.CO.ID/Tim

Mempawah (Suara Kalbar) – Tepat 77 hari sejak pelantikan Bupati Erlina untuk periode keduanya pada 20 Februari 2025, publik mulai menyoroti arah kebijakan dan prioritas yang diambil oleh pemimpin perempuan pertama di Kabupaten Mempawah ini.

Sorotan tersebut tak lepas dari perhatian para akademisi, salah satunya Haris Rosi, dosen dan pengamat kebijakan publik dari sebuah perguruan tinggi di Kalimantan Barat.

Dalam evaluasinya, Haris menyampaikan bahwa periode kedua kepemimpinan Bupati Erlina tidak dimulai dalam situasi yang ideal. Batu sandungan justru datang di awal masa jabatan.

“Saya melihat di periode kedua ini, Bupati Erlina memang dihadapkan pada dinamika yang kompleks. Salah satu sorotan publik adalah kualitas infrastruktur jalan yang menurun. Tapi ini tidak bisa dibaca secara hitam-putih,” ungkap Haris.

Menurutnya, banjir besar yang melanda sejumlah wilayah pada Januari hingga Februari 2025 memberikan dampak langsung terhadap kerusakan jalan di Mempawah.

“Secara teknis, genangan air dalam durasi panjang mempercepat pengelupasan lapisan aspal. Namun perlu dicatat, sebelum itu, Bupati Erlina sudah menunjukkan komitmen kuat terhadap penyelesaian masalah air bersih,” ujarnya.

Haris menyebutkan bahwa sejak masa jabatan sebelumnya, Erlina konsisten mendorong perbaikan layanan PDAM sebagai isu prioritas.

“Kalau saya amati, Bu Erlina itu ngotot: pokoknya air bersih harus jadi, apapun taruhannya. Dan saya kira masyarakat bisa merasakan hasilnya. Kini, air PDAM sudah bening, aliran stabil, dan jaringan distribusi dikabarkan akan diperluas tahun ini,” terang Haris.

Tak hanya sektor air bersih, peningkatan layanan kesehatan juga menjadi catatan positif. Haris mengakui bahwa dirinya sempat meragukan kemampuan daerah dalam membangun gedung RSUD yang representatif, mengingat keterbatasan APBD Mempawah.

“Saya pesimis awalnya. Dan ternyata, pesimisme itu dibantah oleh seorang emak-emak. Gedung itu berdiri. Sama halnya dengan air PDAM—dulu diragukan, sekarang nyata,” katanya.

Lebih lanjut, Haris juga menyoroti kebijakan nonfisik yang dinilainya strategis namun sering luput dari perhatian masyarakat.

“Saya juga amati program prioritas Bu Erlina adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan ketahanan pangan keluarga. Ini juga bagian dari kebutuhan dasar yang tak kalah penting. Ketahanan fiskal dan pangan rumah tangga menjadi fondasi untuk pembangunan yang berkelanjutan.”

Dalam analisisnya, Haris menyadari bahwa ada konsekuensi logis dari perubahan prioritas anggaran, termasuk kemungkinan pengurangan alokasi untuk pemeliharaan jalan demi memenuhi kebutuhan dasar warga seperti air bersih dan layanan kesehatan.

“Tentu ada risiko. Salah satunya, beliau salah prediksi soal durasi banjir. Air yang menggenang terlalu lama jelas mempercepat kerusakan jalan. Tapi saya bisa pahami arah kebijakan beliau—lebih memilih membangun dari bawah: kebutuhan paling dasar dulu yang disentuh.”

Sebagai penutup, Haris menyampaikan sebuah pernyataan reflektif namun penuh makna.

“Gebrakan emak-emak emang laen. Dia tidak sedang mengejar prestise, tapi kebutuhan dasar rakyat. Itu yang membedakan.”

Selama 77 hari menjabat di periode keduanya, Erlina tampaknya memilih untuk mendahulukan hal-hal yang bersifat esensial. Air bersih yang layak, layanan kesehatan yang manusiawi, ketahanan pangan, dan penguatan PAD dianggap sebagai pondasi utama pembangunan.

Kini, publik menanti langkah lanjutan Bupati Mempawah dalam menyeimbangkan prioritas dasar dengan pembangunan infrastruktur yang lebih luas dan merata.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan