SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Pontianak Pelatihan Membuat Miniatur Ikon, Tumbuhkan Rasa Cinta Bagi Kota Pontianak

Pelatihan Membuat Miniatur Ikon, Tumbuhkan Rasa Cinta Bagi Kota Pontianak

Peserta pelatihan tengah membuat miniatur Tugu Khatulistiwa di Gedung UMKM Center.SUARAKALBAR.CO.ID/Prokopim Pontianak

Pontianak (Suara Kalbar)- Workshop keterampilan membuat ikon kota seperti Tugu Khatulistiwa jadi wadah menanamkan rasa cinta terhadap Kota Pontianak.

Seperti yang dilakukan Syamsi (67), di usianya yang tidak lagi muda, Ia masih aktif menularkan keahliannya dalam membuat miniatur Tugu Khatulistiwa dari bahan akrilik kepada para peserta pelatihan yang digelar Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak bekerja sama dengan Dekranasda Kota Pontianak di Gedung UMKM Center.

Syamsi merupakan satu di antara beberapa pelatih dalam pelatihan keterampilan pembuatan miniatur ikon Kota Pontianak. Ia mengajarkan para peserta yang terdiri dari siswa SMK dan anggota komunitas tentang cara merakit bahan-bahan yang sudah disiapkan menjadi miniatur Tugu Khatulistiwa.

Selama lebih kurang 40 tahun, Syamsi menggeluti pembuatan miniatur Tugu Khatulistiwa. Produksi miniatur yang dibuatnya antara 50 sampai 100, sesuai jumlah orderan. Menularkan keahliannya kepada peserta pelatihan yang terdiri dari siswa SMK ini bukan tanpa alasan. Syamsi ingin generasi muda memiliki keterampilan dalam menciptakan sebuah karya yang bisa memberikan nilai tambah bagi peserta pelatihan. Selain itu, juga untuk menanamkan rasa cinta terhadap Kota Pontianak dengan membuat souvenir berupa ikon kebanggaan kota ini.

“Kita ingin mengenalkan bahwa kerajinan itu tidak begitu sulit, mudah dengan perkembangan teknologi sekarang. Yang penting ada kemauan untuk mengerjakannya,” sebutnya.

Dalam mempersiapkan bahan-bahan yang akan dirakit, Syamsudin enggunakan teknologi laser untuk memotong bagian-bagian yang dirakit menjadi Tugu Khatulistiwa. Menurutnya, pengerjaan bahan-bahan tersebut sekarang jauh lebih mudah karena tidak lagi dikerjakan secara manual.

“Jadi mereka lebih mudah sekarang bekerja untuk merakitnya, tidak sulit lagi untuk membuat miniatur Tugu Khatulistiwa,” ujarnya saat melatih para peserta di Gedung UMKM Center, Kamis (14/11/2024).

Para peserta begitu antusias mengikuti arahan yang disampaikan Syamsi. Materi pelatihan yang disampaikannya, dengan mudah dipahami oleh peserta dan langsung dipraktekkan hingga menjadi sebuah miniatur Tugu Khatulistiwa.

Satu di antara peserta pelatihan, Ibnu, siswa SMK Negeri 6 menyebut, dirinya senang bisa mengikuti pelatihan ini karena ia ingin belajar membuat kerajinan tangan berupa miniatur Tugu Khatulistiwa. Baginya, membuat miniatur Tugu Khatulistiwa merupakan tantangan tersendiri, apalagi pelatihan ini baru pertama kalinya.

“Kesulitannya karena miniatur ini bentuknya kecil jadi lebih detail dan dibutuhkan ketelitian serta ketekunan,” imbuhnya.

Dengan pembekalan keterampilan yang diperoleh, dia selanjutnya akan mengasah keterampilan dalam membuat miniatur. Ia dan peserta lainnya juga berencana untuk memproduksi miniatur Tugu Khatulistiwa dan untuk bisa dipasarkan.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Kota Pontianak Giarti Pancaksani Suwarsaningsih yang membuka kegiatan workshop, berharap workshop keterampilan membuat ikon kota seperti Tugu Khatulistiwa ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi para pegiat seni.

Sebanyak 30 peserta mengikuti pelatihan pembuatan miniatur ikon Kota Pontianak di Gedung UMKM Center. Workshop ini digelar oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak bekerja sama dengan Dekranasda Kota Pontianak mulai tanggal 13 hingga 15 November 2024.

“Seiring perkembangan zaman semakin berkurang kesadaran generasi muda untuk menjadi bagian dari pelaku kriya terutama bermuatan lokal, tentu ini jadi kekhawatiran akan hilangnya kecintaan dan kebudayaan terhadap produk lokal,” katanya, usai membuka workshop di Gedung UMKM Center, Rabu (13/11/2024).

Dengan menghadirkan para ahli sebagai narasumber, Giarti ingin muncul kreasi baru miniatur kota dengan detail yang hampir sempurna di setiap sisi. Kedepan, menurutnya, hasil pelatihan tidak berhenti sampai kegiatan ini saja tetapi terus berkembang dengan ilmu yang didapat.

Penulis: Tim/Rilis.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Komentar
Bagikan:

Iklan