Tahun Politik 2024 Diprediksi Pengaruhi Ekonomi Global, UMKM Diminta Beradaptasi

Pontianak (Suara Kalbar) – Gelombang politik yang terjadi serentak di lebih dari 40 negara, termasuk Indonesia pada tahun 2024, diyakini akan memengaruhi stabilitas ekonomi global.
Mahasiswa Magister Administrasi Publik Universitas Padjajaran, Riyoldi menilai situasi ini bisa membuka peluang besar bagi pelaku bisnis yang mampu beradaptasi dan menyusun strategi secara cermat.
Riyoldi mengungkapkan bahwa tahun politik ini bisa menjadi kesempatan bagi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mengisi pangsa pasar yang ditinggalkan oleh perusahaan multinasional, yang mungkin menahan investasi hingga ketidakpastian politik berlalu.
“Ketika perusahaan besar memilih untuk berhenti bergerak, sektor UMKM memiliki kesempatan untuk bertindak cepat, terutama bagi yang dapat memprediksi dan beradaptasi dengan kebijakan baru,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (25/10/2024).
Riyoldi mencatat bahwa ketidakpastian politik sebelumnya telah memengaruhi keputusan investasi, khususnya dari investor asing. Dia menunjukkan bahwa tren ini terlihat dalam pemilu sebelumnya di Indonesia, seperti pada tahun politik dari 2004-2019.
“Menariknya, meski ketidakpastian politik sering berdampak negatif pada investasi asing, pelaku bisnis domestik cenderung lebih stabil,” tambahnya.
Riyoldi menjelaskan bahwa pelaku usaha lokal memiliki pemahaman yang lebih baik tentang lanskap politik domestik, sehingga lebih mampu menavigasi perubahan kebijakan nasional.
Ia turut melihat prospek positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan mencapai 5% pada tahun 2024 dari laporan Bank Dunia.
“Di tengah ketidakpastian global, proyeksi tersebut menunjukkan peluang menarik bagi bisnis yang siap beradaptasi. Mereka yang dapat menyesuaikan strategi akan memiliki peluang besar untuk berkembang, meskipun banyak yang menunda tindakan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menggarisbawahi beberapa langkah yang dapat diambil pelaku bisnis untuk memanfaatkan peluang di tahun politik ini, salah satunya menerapkan strategi fleksibel dan adaptif terhadap perubahan kebijakan pemerintah, terutama di sektor-sektor yang rentan terhadap regulasi.
“Ketika stabilitas kembali setelah pemilu, biasanya akan muncul optimisme baru di dunia usaha. Stabilitas ini tidak hanya mendorong pertumbuhan tetapi juga membuka kesempatan bagi mereka yang telah menyiapkan strategi yang matang untuk memperluas pangsa pasar secara terukur,” pungkasnya.
Penulis: Ria M
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now