SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Headline 28 Titik Panas Akibat Karhutla Kembali Muncul di Kalbar, Harisson Ingatkan Masyarakat dan Perusahaan

28 Titik Panas Akibat Karhutla Kembali Muncul di Kalbar, Harisson Ingatkan Masyarakat dan Perusahaan

PJ Gubernur Kalbar, Harisson. [SUARAKALBAR.CO.ID/HO-Istimewa]

Pontianak (Suara Kalbar) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali memunculkan titik panas di Kalimantan Barat, dengan jumlah yang mencapai 28 hotspot di beberapa wilayah, terutama di Kabupaten Sambas dan Ketapang. Kondisi ini dipicu oleh kebiasaan masyarakat yang membakar lahan untuk persiapan pertanian, meskipun dengan batasan yang telah ditentukan.

Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, menjelaskan bahwa cuaca kering tanpa hujan dalam beberapa hari terakhir memperparah situasi kabut asap di wilayah tersebut. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan tidak adanya hujan yang memperburuk kondisi akibat pembakaran lahan yang dilakukan masyarakat.

“Karhutla yang terjadi ini sebenarnya karena masyarakat yang membakar ladang mereka. Memang ada aturan yang memperbolehkan masyarakat membakar lahan untuk pertanian, tetapi ada batasan dan pengawasan yang harus dipatuhi,” ujar Harisson, Kamis (31/10/2024).

Harisson menyebutkan masyarakat diperbolehkan membakar lahan untuk keperluan pertanian dengan syarat ketat, seperti pengawasan dari kepala desa dan kelompok masyarakat, serta harus dilakukan di lahan mineral, bukan di lahan gambut.

Selain itu, lahan yang dibakar tidak boleh lebih dari dua hektar, dan upaya pencegahan, seperti pembuatan parit, juga diwajibkan.

Ia menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada indikasi pembakaran lahan dari pihak perusahaan. Namun, Harisson menegaskan bahwa pemerintah tidak akan ragu menindak perusahaan yang kedapatan membakar lahan, baik secara perdata maupun pidana.

“Kami peringatkan perusahaan untuk tidak main-main. Jika terbukti membakar lahan, akan kami tuntut secara perdata dan pidana,” tambahnya.

Meskipun pemerintah belum menurunkan bantuan water bombing, helikopter patroli telah disiagakan untuk melakukan pengawasan.

Harisson mengimbau masyarakat agar mengikuti aturan yang sudah ditetapkan dalam melakukan pembakaran lahan demi mencegah terjadinya karhutla lebih lanjut.

Penulis: Ria

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Komentar
Bagikan:

Iklan