Wabah Malaria dan DBD Melanda Nias Selatan, 562 Kasus Terdata
Jakarta (Suara Kalbar)- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, tengah dilanda wabah penyakit malaria dan demam berdarah dengue (DBD). Sejak Januari hingga Juli 2024, tercatat sebanyak 562 orang terinfeksi, dengan delapan di antaranya meninggal dunia.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa mayoritas penderita berasal dari wilayah-wilayah seperti Pulau-Pulau Batu, Pulau-Pulau Batu Timur, Pulau-Pulau Batu Barat, Pulau-Pulau Batu Utara, Simauk, Tanah Masa, dan Hibala.
“Mayoritas penderita merupakan warga di Pulau-Pulau Batu, Pulau-Pulau Batu Timur, Pulau-Pulau Batu Barat, Pulau-Pulau Batu Utara, Simauk, Tanah Masa, dan Hibala,” katanya melansir dari ANTARA, Kamis(15/08/2024).
Menanggapi situasi kritis ini, Pemerintah Kabupaten Nias Selatan telah menetapkan status darurat bencana non-alam, yang berlaku hingga 23 Agustus 2024. BNPB memberikan dukungan penuh dengan melakukan pendampingan intensif kepada organisasi perangkat daerah (OPD) setempat dalam upaya penanganan wabah tersebut.
Menurut dia, setiap hari petugas Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah berupaya melakukan pembersihan lingkungan, pengasapan dan penguatan daya tahan tubuh masyarakat yang diprioritaskan serentak di seluruh kelurahan di Nias Selatan.
Sebagai negara tropis, Indonesia menyumbangkan kasus malaria terbanyak kedua di Asia, setelah India. Kementerian Kesehatan mencatat secara nasional pada tahun 2023 ada sebanyak 418.546 kasus positif malaria di Indonesia, dan pada tahun 2022 ada sebanyak 443.530 kasus positif.
Kementerian Kesehatan bersama BNPB terus mendorong masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengan membersihkan lingkungan secara rutin, mengurangi populasi nyamuk dengan menebarkan ikan sebagai predator jentik nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk dengan tidur menggunakan kelambu atau obat antinyamuk.
Pemeriksaan kesehatan ke rumah sakit atau klinik pun juga patut menjadi perhatian masyarakat sehingga penyakit tersebut bisa cepat ditangani.
Menurut dia, data pada tahun 2023 mencatat jumlah positivity rate nasional baru sebesar 12,08 persen, padahal target pemerintah kurang dari 5 persen per tahun.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS