Pelestarian Adat Sungai Utik, Ikon Wisata Kapuas Hulu

Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan menggunakan pakai adat Dayak Iban dan disambut dengan tarian khas Dayak Iban oleh anak-anak saat menutup Festival Rimba ke-II Tahun 2024 , di Sungai Utik Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. ANTARA

Kapuas Hulu (Suara Kalbar)- Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, menegaskan bahwa pelestarian alam, adat, dan budaya masyarakat adat di Sungai Utik, Desa Batu Lintang, merupakan ikon penting untuk wisata adat dan budaya di wilayah tersebut.

“Sungai Utik telah mengharumkan Kapuas Hulu baik tingkat nasional bahkan internasional dengan banyak meraih penghargaan mempertahankan kearifan lokal melestarikan alam dan budaya,” katanya melansir dari ANTARA, Selasa(06/08/2024).

Ia menambahkan bahwa banyak kegiatan adat dan budaya yang menarik perhatian wisatawan, termasuk mancanegara, seperti Festival Rimba ke-II yang diselenggarakan di Sungai Utik.

Selain untuk mempromosikan potensi wisata alam dan budaya, kegiatan seperti itu juga sebagai bentuk komitmen komunitas masyarakat adat untuk meneruskan waris alam dan budaya peninggalan para leluhur.

“Festival Rimba itu telah memberikan banyak dampak positif, seperti hasil kerajinan nilai jualnya meningkat, homestay juga penuh karena wisatawan dari berbagai mancanegara hadir,” ucapnya.

Bupati Fransiskus juga menekankan pentingnya melibatkan generasi muda dalam setiap kegiatan budaya untuk memastikan bahwa kearifan lokal diwariskan sebagai jati diri bangsa.

“Di tengah perkembangan teknologi saat ini banyak anak-anak yang tidak mau tahu dengan nilai budaya leluhur. Oleh sebab itu anak muda harus kita dukung sehingga mereka semakin mencintai adat dan budaya,” kata Fransiskus.

Ia juga berpesan agar dalam pelaksanaan Festival Rimba kedepannya warga Sungai Utik dapat menampilkan hal-hal baru yang dapat menarik perhatian wisatawan.

“Saya yakin akan semakin banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Sungai Utik, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan dalam pelestarian adat dan budaya serta pengembangan pariwisata akan menjadi salah satu perhatian pemerintah daerah,” ucap Fransiskus.

Sebagai informasi, Sungai Utik memiliki hutan adat dan kearifan lokal adat dan budaya yang sampai saat ini masih sangat terjaga. Sungai Utik telah banyak memperoleh penghargaan dari dunia juga di tingkat nasional, bahkan Sungai Utik masuk 50 besar desa wisata di Indonesia dan saat ini mempersiapkan diri dalam penilaian 10 besar desa wisata.

Diketahui, Sungai Utik  berada di wilayah Kecamatan Embaloh Hulu yang merupakan daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS