Singkawang (Suara Kalbar)- Berdasarkan data Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang jumlah anak yang mengalami stunting hingga Juni 2024 sebanyak 1.256 Balita atau 75 persen dari perkiraan sasaran pengukuran anak sebanyak 13.679 balita.
“Kita menemukan ada 1.256 balita yang mengalami stunting atau secara prosentase 12, 3 persen, dan angka ini mengalami penurunan bila dibandingkan tahun lalu yang secara prosentase berkisar 14 persen dan lebih kecil dari data SKI sebesar 20 persen,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang Mursalin.
Data yang masuk ini, kata Mursalin, maka bisa menjadi dasar Pemerintah Kota Singkawang melakukan intervensi melalui kebijakan dan langkah-langkah kedepannya.
Berdasarkan data, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang melalui petugas di lapangan diantaranya Puskesmas dan kader posyandu telah melakukan pengukuran secara massif balita dan telah diukur lebih dari 10 ribu balita.
Diantara pengukuran balita, jelas Mursalin, ditemukannya juga Balita dengan kriteria gizi kurang, ukuran yang pendek dan masuk stunting. “Langkah selanjutnya yaitu pemberian makanan tambahan lokal di Singkawang,” paparnya.
“Selain itu juga diberikan susu formula untuk menanggulangi kekurangan gizi dan semuanya berdasarkan by name by address,” pungkasnya.
Langkah-langkah di lapangan juga melibatkan stakeholder atau para pihak terkait. “Jadi intervensi yang dilakukan secara serentak dan berkesinambungan dengan melakukan pengukuran yang menjadi tugas berikutnya terdiri Puskesmas dan seluruh lintas sektor baik di Puskesmas, kecamatan, kelurahan, Babinsa, Babinkamtibmas dan kader Posyandu secara teratur sebulan sekali,” paparnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS