Harga Minyak Naik Akibat Ketegangan Geopolitik dan Pengetatan Pasar Global
Jakarta (Suara Kalbar)- Harga minyak berjangka mengalami kenaikan pada perdagangan Kamis (22/2/2024) akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang belum mereda dan pengetatan pasar global.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) naik sebesar 70 sen (0,9%) menjadi US$ 78,61 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Brent juga mengalami kenaikan sebesar 64 sen (0,77%) mencapai level US$ 83,67 per barel.
Giovanni Staunovo, seorang ahli strategi dari UBS, menyatakan bahwa harga premium untuk kontrak berjangka bulan pertama dan bulan-bulan berikutnya telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Hal ini menandakan bahwa pasar minyak sedang mengalami pengetatan.
“Harga yang lebih tinggi untuk pengiriman dibandingkan dengan pengiriman yang terlambat, biasanya hal itu merupakan tanda bahwa pasar minyak sedang mengetat,” ucapnya melansir dari Beritasatu.com, Jumat(23/2/2024).
Pasar mungkin mengalami pengetatan akibat badai musim dingin di Amerika Utara bulan lalu yang menghancurkan 1,4 juta barel per hari produksi minyak mentah global. Gangguan terkait cuaca juga terjadi pada saat yang sama yang membuat permintaan minyak India meningkat 8,2% year on year (yoy) di Januari.
Staunovo melanjutkan kepatuhan terhadap pengurangan produksi OPEC+ telah meningkat dengan turunnya ekspor sekitar 900.000 barel pada Februari dan jadi terendah sejak Agustus.
“Kami mempertahankan pandangan yang cukup positif karena memperkirakan pasar minyak akan tetap kekurangan pasokan tahun ini,” ucap dia.
Di AS, stok minyak mentah komersial naik 3,5 juta barel pada minggu lalu dan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena tingkat pemanfaatan kilang yang menurun.
Prospek geopolitik di Timur Tengah yan belum pasti karena AS terus berupaya mencapai gencatan senjata di Gaza, sementara ketegangan juga terus meningkat di perbatasan Israel-Lebanon dan di Laut Merah.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS