Kayong Utara (Suara Kalbar)- Setelah melakukan berbagi upaya dengan mendaki bukit serta derasnya air hujan. Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Kayong Utara yang dipimpin oleh Hasanan bersama 5 orang tim lainnya membuka tabir keberadaan situs yang diduga kuat adalah peninggalan zaman Megalitikum berusia 100 – 2500 SM.
Hal ini dikatakan Oleh Hasanan, salah satu anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Kayong Utara setelah melakukan Identifikasi di bukit mandi punai yang berada di Wilayah Desa Durian Sebatang Kecamatan Seponti, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar, Sabtu (2/11/2023).
“Dengan keberadaan beberapa benda yang ditemukan di sini, kami menduga kuat adalah Menhir dan beberapa struktur menyerupai dolmen. Dimana pada masa megalitikum benda ini memiliki fungsi religi” Ujar Hasanan, saat diwawancarai di bukit mandi punai
Menurut Miftahul huda, yang merupakan anggota tim riset ahli cagar budaya menyatakan bahwa untuk membuka tabir sejarah di Bukit Mandi Punai, pihaknya berharap ada keterlibatan dari berbagai pihak, termasuk ahli purbakala dan peneliti lainnya.
Selain itu, Huda juga menjelaskan dengan ditemukannya situs yang di duga Menhir, menandakan bahwa Kampung Durian Sebatang telah di huni sejak ribuan tahun lalu.
” jika dilihat dari temuan situs tersebut, maka usia Desa Durian Sebatang sudah cukup tua, dan uniknya situs ini memiliki keterkaitan dengan beberapa situs sezaman dengan ada di sukadana seperti situs batu cap, goa nek takon dan juga menhir yang ada di kepulauan karimata,”tuturnya.
Huda juga menyampaikan rasa terimakasih atas kepedulian warga Durian Sebatang yang memiliki rasa cinta terhadap cagar budaya yang di temukan di Bukit Mandi Punai Desa Durian Sebatang dan telah menginformasikan serta menjaga kawasan tersebut agar tidak dirusak oleh tangan tangan jahil.
” Terima kasih kawan-kawan khusunya warga Durian Sebatang yang mana telah memberi informasi penting terhadap kami, dan kami juga berpesan karena ada situs yang memiliki nilai penting di Bukit Mandi Punai maka kawasan ini juga bagian tidak terpisahkan dari cagar budaya yang memiliki nilai historis tinggi,” ungkap Huda .
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS