Pj Ketum Kahmi Kalbar Minta Kader HMI Tak Membuang Waktu di Kongres
Pontianak (Suara Kalbar)- Pj Ketua Umum MW Kahmi Kalbar, Wahyu Cundrik Pamungkas, meminta kepada seluruh peserta Kongres HMI di Pontianak agar dapat melaksanakan forum persidangan dengan tertib dan tidak membuang waktu.
Hal itu disampaikan Cundrik, lantaran sampai hari ini Jumat (08/12/ 2023) belum ada tanda-tanda kapan Kongres XXXII di Pontianak akan selesai. Bahkan menurut informasi yang diterimanya bahwa forum persidangan masih stagnan pada pleno tiga.
“Sebaiknya Forum Kongres XXXII di Pontianak bisa dipercepat. Silahkan konsolidasi, tapi konsolidasikan dengan elegan, bukan dengan cara usang seperti ini. Mengulur waktu, sehingga saya nilai lepas dari substansi kongres itu sendiri,” ujarnya.
Menurut Cundrik, idealnya Kongres HMI menjadi wadah, ladang dan media para kader mengadu argumentasi dan mengaplikasi pengetahuan persidangan secara efektif dan efisien. Tentunya dengan proses yang baik, sehat dan intelek.
Cundrik mengimbau agar HMI dapat segera menuntaskan dinamika internal. Sebab menurutnya masih banyak hal penting yang harus dikawal dan perjuangan oleh para insan akademis hijau hitam itu di seluruh Indonesia.
Terlebih saat ini sudah memasuki tahapan kampanye pada Pemilu serentak 2024. Maka Kader HMI perlu turut dalam mengawal perubahan kepemimpinan itu, dan memastikan seluruh proses dan tahapanya transparan da berkeadilan.
Sekjen MN KAHMI, Syamsul Qomar, juga angkat bicara terkait Kongres XXXII yang terkesan diulur-ulur oleh perilaku SC dan Pimpinan Sidang. Menurutnya para SC dan Pimpinan Sidang Kongres XXXII seperti tidak mempunya komitmen untuk menyukseskan kongres.
Dia juga menegaskan pihaknya akan melakukan investigasi terhadap perilaku pimpinan sidang yang sudah dipilih oleh peserta kongres dari cabang-cabang seluruh Indonesia, yang tidak hadir di persidangan lebih dari 3 x 24 jam.
“Saya mengusulkan agar kongres memberikan sangsi yang berat kepada mereka karena tindakannya sangat menghambat perjalanan kongres. Sangsinya bisa pemecatan dari anggota atau kalau dia masih menjabat bisa pemecahan dari jabatannya, itu untuk memberikan pelajaran agar tidak terjadi kembali pada kongres yang akan datang,” ujarnya
Dia menyayangkan, akibat ulah pimpinan sidang yang tidak bertanggungjawab, akhirnya memperlambat Kongres itu selesai. Padahal agendanya hanya tinggal paripurna sidang komisi dan pleno 4 pemilihan ketua umum/formatur.
“Itu perilaku yang bukan main-main, dengan sengaja, dengan terang-tegangan mengabaikan amanah kongres yang diembankan kepada mereka sebagai pimpinan sidang. Mereka disumpah, berjanji kepada peserta kongres dan yang lebih penting berjanji kepada Allah untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tapi mereka melanggar itu semua. Dosa besar mereka itu,” tegasnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS