Opini  

In Memoriam Buya Syafi’i Ma’arif: Perekat Bangsa Itu Telah Berpulang

Buya Syafi'i Ma'arif [alm]

Oleh: L. Sahat Tinambunan

SETELAH Nurcholis Majid dan Gus Dur, maka tokoh Islam yang saya kenal dan ikuti pergerakan pemikiran tentang “Kebangsaan Indonesia” yang pluralisme ini adalah Buya Syafi’i Maarif. Ketiga tokoh Islam itu adalah para Negarawan yang yang secara nyata dan penuh keberanian mendedikasikan pikiran dan hidupnya untuk merawat dan menjaga bangsa ini untuk tetap utuh sebagai NKRI.

Kepergian Buya pastilah suatu kehilangan yang sangat besar bagi bangsa ini; kita kehilangan sosok Pengayom, sosok Negarawan dan sosok Guru bangsa yang bersahaja.

Perkataan-perkataan yang terlontar dari se-orang Buya Syafi’i, selalu menyejukkan dan menyerukan untuk saling menghargai, menghormati dan memaknai Kebhinekaan dengan seutuhnya, tidak hanya sebatas retrorika semata tetapi juga pada tindakan nyata.

Melalui Buya Syafi’i Ma’arif, Islam menjadi menyejukkan dan mendamaikan. Sebagai Ulama dan Cendikiawan muslim, apa yang telah dilakukan oleh Buya dengan ketauladanan nyata-nya itu, tentu menjadi sesuatu hal yang sangat berarti di era dimana banyak ajaran dan seruan yang justru berisikan hal yang tidak sepantasnya.

Kenegarawanan seorang Buya itu nyata terlihat dari kesederhaan hidupnya yang selalu mengendarai Sepeda. Dan hingga akhir hayatnya tidak terlibat dalam politik praktis meskipun memiliki nama besar.

Setelah kepergian guru besar bangsa, Buya Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, Pahlawan bangsa perekat negara ini, tentunya kita berharap apa yang telah diusahakan dan diupayakan oleh almarhum Buya melalui pemikiran dan tindakan nyata untuk merawat dan merekatkan Khebinekaan bangsa ini dalam bingkai NKRI, dapat ditiru dan ditauladani dari generasi ke generasi berikutnya.

“Berbeda dalam persaudaraan, bersaudara dalam perbedaan, dan itu jangan dibuat-buat, harus otentik, jangan hanya untuk pencitraan saja, tetapi harus datang dari hati” ujar almarhum Buya Syafii, terkait pluralisme dan toleransi di Kompas TV sebelum Ia wafat.

*Penulis adalah Penggiat Pers/Ketua IWO Landak/Bendahara AMSI Kalbar

Penulis: Tim LiputanEditor: Redaksi