SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Opini Belajar Lebih Menyenangkan dengan Platform Merdeka Mengajar

Belajar Lebih Menyenangkan dengan Platform Merdeka Mengajar

Oleh: Sam Edy Yuswanto

SEKOLAH mestinya menjadi tempat yang ramah dan menyenangkan bagi para siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa menyerap materi pelajaran dengan baik dan tidak merasa tertekan. Dalam buku Panduan Sekolah dan Madrasah Ramah Anak (Erlangga, 2016) yang ditulis oleh Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, M.A. dan Lutfi Humaidi, M.S.i., dijelaskan sekolah yang ramah bagi siswa merupakan sekolah yang berbasis pada hak asasi, kondisi belajar mengajar yang efektif dan berfokus pada siswa, serta memfokuskan pada lingkungan yang ramah pada siswa.

Dalam buku tersebut, penulis juga mengutip keterangan Rini (2008), bahwa perlu dikembangkan pembelajaran yang humanistik yaitu model pembelajaran yang menyadari bahwa belajar bukan merupakan konsekuensi yang otomatis namun membutuhkan keterlibatan mental, dan berusaha mengubah suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dengan memadukan potensi fisik dan psikis siswa.

Agar suasana belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan lancar dan menyenangkan, tentu diperlukan banyak metode dari para guru. Beragam metode tersebut nantinya bisa dijadikan sebagai pilihan yang baik saat mengajar. Guru bisa mengambil metode terbaik yang disesuaikan dengan kondisi sekaligus karakteristik para peserta didiknya.

Beragam metode mengajar kini bisa diperoleh melalui platform Merdeka Mengajar yang merupakan program Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) saat ini. Dalam platform tersebut para guru bisa melihat secara langsung cara-cara mengajar yang bisa diterapkan kepada para siswanya.

Mengutip keterangan kemdikbud.go.id, bahwa Platform Merdeka Mengajar yang telah diluncurkan di Merdeka Belajar Episode ke-15 bertujuan untuk membantu para guru mengajar sesuai dengan kemampuan murid, menyediakan latihan untuk meningkatkan kompetensi, serta berkarya dan menginspirasi rekan sejawat.

“Guru harus bisa efektif memberikan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan berdampak pada daya serap anak, maka dari itu saya harap Paltform Merdeka Mengajar ini dapat memberi fasilitas yang dapat digunakan guru untuk mewujdukan pembelajaran yang memerdekakan,” ucap Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Yuswardi, dalam Silaturahmi Merdeka Belajar berteme, “Belajar, Mengajar, dan Berkarya bersama Platform Merdeka Mengajar”, Kamis (24/2) secara virtual (kemdikbud.go.id).

Merespon hal tersebut, Guru SMP Muhammadiyah 2 Tepus, Yogyakarta, Susilo Windriyatno, mengakui bahwa para guru dapat melihat referensi dan mengambil inspirasi dari guru-guru lain, serta dapat mengambil aksi nyata dari berbagai modul ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hingga asesmen yang tersedia dalam platform. “Saya memakai asesmen diagnostik di Platform Merdeka Mengajar. Saya ingin tahu sejauh mana anak-anak paham materi yang saya sampaikan. Apakah saya perlu mengulangi lagi, atau saya bisa lanjutkan materi saya. Nah, asesmen ini memberi kita umpan balik tentang pemahaman siswa, karena ketika siswa selesai mengerjakan isian di platform ini, otomatis akan ada umpan balik untuk guru,” tutur Susilo (kemdikbud.go.id).

Kita tentu sangat berharap, adanya Platform Merdeka Mengajar yang telah diluncurkan oleh Kemendikbudristek tersebut menjadi hal yang mestinya disambut baik oleh semua pihak (kalangan) khususnya para guru di Indonesia. Adanya platform tersebut sangat membantu para guru dalam menentukan metode mengajar terbaik untuk siswanya. Sebagaimana sambutan positif dari Susilo Windriyatno, Guru SMP Muhammadiyah 2 Tepus, Yogyakarta.

Perlu digarisbawahi di sini bahwa Platform Merdeka Mengajar dipersembahkan untuk mempermudah guru mengajar sesuai dengan kemampuan murid, menyediakan pelatihan untuk tingkatkan kompetensi, serta berkarya untuk menginspirasi rekan sejawat. Kemendikbudristek mengembangkan platform tersebut bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia. Pada peluncuran Merdeka Belajar ke-15, Kemendikbudristek juga menyampaikan apresiasi kepada 21 mitra institusi dan 47 mitra individu yang dengan semangat gotong royong telag turut berkontribusi memperkaya konten perangkat ajar  (kemdikbud.go.id).

Usai Merdeka Belajar ke-15 diluncurkan, tak berselang lama Kemendikbudristek meluncurkan program berikutnya, yakni Merdeka Belajar ke-16: akselerasi dan peningkatan pendanaan PAUD dan pendidikan kesetaraan. Suksesnya terobosan kebijakan pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sejak 2020, mendorong Kemendikbudristek kembali mengakselerasi dan meningkatkan pendanaan satuan pendidikan. Kemendikbudristek berkolaborasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam menghadirkan transformasi pada kebijakan dana BOP PAUD dan Pendidikan Kesetaraan yang semakin akuntabel, sederhana dalam pengelolaan, dan berkeadilan di Indonesia (kemdikbud.go.id).

Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD menjadi hal penting dan seyogianya ada dalam setiap desa. Fahri Zulfikar (detikEdu, 216/2021) pernah menulis, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan ruang ekspresi yang dapat membantu proses perkembangan anak lebih optimal. Tujuannya adalah untuk membentuk anak yang berkualitas sebelum memasuki pendidikan dasar, serta mengarungi kehidupan setelah dewasa kelak.

*Penulis Adalag Alumnus STAINU, Fakultas Tarbiyah, Kebumen

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan