SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Sanggau Tiga Ormas Melayu Sanggau Meminta Polisi Menindak Tegas Oknum Lurah

Tiga Ormas Melayu Sanggau Meminta Polisi Menindak Tegas Oknum Lurah

Tiga ormas Melayu Sanggau diantaranya MABM, PFKPM, POM Kabupaten Sanggau saat konferensi pers, Minggu (17/10/2021). SUARAKALBAR.CO.ID/ Darmansyah

Sanggau (Suara Kalbar) – Tiga ormas Melayu Sanggau diantaranya di MABM, PFKPM, POM Kabupaten Sanggau mendesak  polisi untuk menindak tegas oknum lurah di Kabuten Sanggau terhadap Randika Jumhari Putra (25), warga Jalan Jenderal Ahmad Yani Kecamatan Kapuas yang telah dilaporkan ke Polres Sanggau pada Jumat (15/10/2021).

“Seharusnya Lurah mengayomi warga, apalagi tempat kejadiannya di Kelurahan Beringin. Kami juga minta kepolisian menyelesaikan secara hukum persoalan ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dari masyarakat,” ujar Budi Darmawan, Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sanggau Budi Darmawan dalam konferensi pers di satu diantara Warkop di Kota Sanggau, Minggu (17/10/2021).

Dia menjelaskan Ketua MABM menyampaikan oknum lurah tersebut diketahuinya sudah dua kali menganiaya warga. “Kasus pertama dapat diselesaikan secara damai dan yang bersangkutan berjanji tidak mengulangi perbuatannya. Karena itu, kami minta kepolisian menuntaskan permasalahan ini secara hukum dengan transparan, karena sudah dua kali, jadi kami sudah cukup bersabar lah,” ujarnya.

Dikatakan Budi untuk kasus yang telah dilaporkan tersebut, MABM akan kawal terus. Dirinya juga meminta masyarakat Melayu di Kabupaten Sanggau menahan diri dan mempercayakan polisi mengusutnya.

Sementara itu Ketua Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (PFKPM) Kabupaten Sanggau, Nur Kurniawan juga meminta kepolisian menindak tegas oknum Lurah tersebut.

Menurutnya, kedamaian di Kabupaten Sanggau tercoreng akibat ulah oknum pejabat Lurah ini.“Kita sudah hidup damai di Kabupaten Sanggau ini,  sudah cukup nyaman kita tinggal di Sanggau ini, tapi ini malah oknum pejabat Lurah yang bikin kisruh. Jadi kami minta polisi menindak tegas oknum Lurah itu,” ungkap Nur Kurniawan.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua POM Kabupaten Sanggau, Muhammad Darminta menyebut perbuatan oknum Lurah itu menunjukkan arogansinya sebagai pejabat.“Kami minta oknum Lurah itu ditindak tegas, jangan karena dia pejabat terus dilindungi,”kata Darminta.

Beredar video yang memperlihatkan pemukulan atau perkelahian yang dilakukan oknum Lurah di Kabupaten Sanggau membuat oknum Lurah RM  menyampaikan klarifikasi.

Kepada awak media dirinya mengatakan pemicu kejadian itu adalah chat WhatsApp yang dikirim Randika kepada pacarnya pada Rabu (13/10/2021).

“Berawal dari chat yang tidak senonoh kepada Awit, pacar saya. Dalam chat  tersebut menyebut ‘open BO’. Kita sama-sama tahu semua bahwa itu bahasa untuk pelacur. Jadi saya sebagai pacarnya tidak terima dengan bahasa itu,” kata RM, Minggu (17/10/2021).

RM mengatakan  kemudian dirinya menelepon Randika menanyakan maksud chat tersebut.

“Tapi dari percakapan itu, Randika tanya saya ‘kenapa?’. Saya tanya lagi ‘maksud kamu chat open BO itu apa. Kemudian saya menanyakan ‘posisi mu dimana?’. Dia bilang ‘saya di Warkop Rico, sinilah’. Dia tak mau jawab pertanyaan saya, apa maksud open BO itu,” ucap RM.

Lalu saya datangi warkop tersebut dan terjadilah perkelahian dengan Randika.“Saya katakan perkelahian karena saya juga kena dan saling pukul,”ucapnya

“Kita malu loh. Apalagi yang digunakan untuk chat pacar saya itu bukan HP-nya Randika, itu HP kawannya. Jadi kumpulan di warung kopi pasti tahu, cewek saya di Open BO begitu,” katanya.

Disampaikan RM Sebenarnya malam itu kami sudah sempat damai dan selesai. “Kami sudah saling memaafkan. Itu juga disaksikan ada beberapa orang disitu termasuk teman-temanya,” jelasnya.

“Orang-orang juga banyak menyaksikan namun pada Jumat malam saya mendapatkan informasi saya dilaporkan,” katanya.

Ia mengaku terkejut dengan kejadian itu. “Saya terkejut dilaporkan. Padahal Randika sudah meminta maaf kepadanya lantaran chat tersebut, kemudian juga meminta Randika menelepon Awit untuk minta maaf, saya suruh dia telepon Awit karena masih dalam perjalanan ke Sanggau mau menuntaskan masalah chat tersebut, dan saya dengar juga karena menggunakan loud speaker, dan dimaafkan oleh Awit,” jelasnya.

Dia mengatakan  bilang ‘ikhlaskan Wit, memaafkan saya’. Setelah itu  selesai dan bubar. “Kemudian Randika ada WA saya lagi ‘minta maaf ya bang’,”pungkasnya.

Komentar
Bagikan:

Iklan