News  

Cukupi Kebutuhan Keluarga, Belasan Tahun Sumanto Jalani Karir Sebagai Tukang Sampah

Salah satu petugas sampah yang menjalankan tugasnya sehari-hari. SUARAKALBAR.CO.ID/Indra

Pontianak (Suara Kalbar) – Ada banyak cara jika berniat untuk mencari rejeki meski pekerjaan yang dilakukan tak semua orang menyukainya.

Terlebih dimasa Pandemi saat ini, dimana orang banyak mengeluh karena sulit mendapatkan pekerjaan akibat dipecat, namun masih ada sebagian yang melakukan pekerjaan dengan ikhlas dan tabah termasuk rasa syukur karena masih bisa mendapatkan rejeki yang halal.

Seperti yang dilakukan Sumanto(53), seorang kepala rumah tangga dengan dua orang anak yang bekerja sebagai tukang sampah di Kota pontianak.

Segala peluh yang membasahi sekujur tubuhnya tak pernah menghentikan langkah Sumanto untuk terus mengais sampah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Demi menghidup keluarga, tak segan ia melakukan pekerjaannya dengan penuh semangat disetiap harinya.

Menemui suka duka, diakuinya terus ditemukan meski tak pernah ia rasakan asal pekerjaannya lancar demi mencukupi kehidupan keluarga yang ia sayangi.

“Duka pasti banyak yah. Cuaca itu salah satunya. Entah panas atau hujan, buat bisa makan tetep harus kerja. Resikonya sama. Kalau panas basah karena keringat, kalau hujan juga basah karena air hujan,” ujar Sumanto kepada suarakalbar.co.id.

Empat belas tahun bukanlah waktu yang sebentar, Sumanto menjalani hidupnya yang selalu kekurangan. Masa sulit yang dialami olehnya menjadi cermin, keterbatasan bukanlah penghalang untuk senantiasa bersyukur.

Dan juga baginya, tidak ada artinya keringat dan malu dalam menjalankan kehidupan dan profesinya. Ia percaya bahwa roda selalu berputar, termasuk roda kehidupannya.

Tidak selamanya ia berada di bawah, kelak suatu saat nanti ia pasti merasakan bahagia di masa tuanya dengan keberhasilan dua anaknya. “Saya nggak mau anak saya jadi kayak saya. Nggak sekolah, nggak tahu dan nggak bisa kerja apa-apa. Jadi saya usaha biar anak saya bisa terus sekolah setinggi-tingginya selama saya masih diberi kesempatan sama Allah untuk terus usaha bekerja,” kata Sumanto.

Uang dari hasil pekerjaannya pun tidak terlalu banyak dan ia sisihkan uang itu sedikit demi sedikit sebagai bekal masa depan anaknya. Walaupun tidak terlalu banyak uang yang ia dapatkan Dari hasil jerih payahnya, namun ia tetap bangga dengan apa yang ia peroleh dari pekerjaan tersebut.

”Saya tidak malu dengan apa yang saya kerjakan, saya merasa bangga masih bisa bekerja walau hanya sebagai tukang sampah,“ ujar Sumanto dengan senyum di wajahnya.

Iapun merasa sangat bersyukur dengan pekerjaannya yang dia jalani sekarang. Dia tidak pernah malu sebagai tukang sampah yang bisanya hanya mencari-cari barang-barang bekas di jalanan dan di tempat-tempat sampah karena bapak itu mengatakan bahwa dia mencari uang dengan cara yang halal.

“Dari pada yang bisanya hanya bisa korupsi mendingan kita mencari uang dengan hasil keringat kita sendiri, jadi untuk apa kita malu dengan profesi kita selagi itu tidak merugikan orang lain,” katanya.

Sumanto tetap bersyukur dan sangat menikmati kehidupannya yang sekarang, walaupun hanya sebagai seorang tukang sampah. Apalagi di usianya yang tidak muda lagi, dia tidak pernah lelah bekerja setiap hari untuk mencari dan mengumpulkan barang-barang bekas yang ada di jalanan dan di tempat-tempat sampah.

Penulis : Indra