Cegah Konflik SARA, Kemenag Mempawah Perkuat Moderasi Beragama

Mempawah (Suara Kalbar) – Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Satu sisi kemajemukan itu suatu anugerah. Di sisi lain juga berpotensi sebagai hal yang dapat menyebabkan terjadi perpecahan.
Negeri ini memiliki sejarah konflik SARA yang memilukan. Untuk itu, Kementerian Agama menawarkan memperkuat moderasi beragama sebagai ikhtiar mencegah terjadinya konflik.
Kondisi masyarakat Mempawah adalah majemuk, terdiri dari berbagai suku dan agama. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, maka potensi untuk terjadinya gesekan antara pihak-pihak yang memiliki perbedaan akan senantiasa ada.
Kepala Kantor Kemenag Mempawah, Mi’rad, Senin (21/6/2021), mengatakan, pihaknya mengoptimalkan silaturahmi, komunikasi dan pendekatan kepada tokoh agama atau tokoh masyarakat, dari umat atau golongan manapun.
Kemenag juga gencar mensosialisasikan moderasi beragama ke berbagai kalangan baik melalui khutbah, ceramah dan dialog.
“Kami punya tim yang siap mensosialisasikan Moderasi Beragama ke masyarakat, terdiri dari para penyuluh agama, penghulu dan ASN Kemenag,” sambung Mi’rad.
Sebab untuk membangun kehidupan keberagamaan yang stabil, kondusif, toleran, dan teduh, diperlukan kerjasama dan sinergi semua pihak.
Kemenag sendiri selalu siap memfasilitasi dan mengoptimalkan peran para penyuluh dan organisasi yang ada, juga mengadakan pembinaan kepada organisasi guru di semua jenjang.
Selain itu Kemenag juga bekerjasama dengan organisasi keagamaan melakukan sosialisasi atau seminar peraturan yang terkait dengan kerukunan umat beragama dan pendirian rumah ibadah.
Mi’rad juga mengatakan, untuk mencegah adanya konflik harus diintensifkan komunikasi antar agama dan suku.
Untuk menjaga itu, bukan hanya tanggungjawab pemerintah, namun tanggungjawab semua pihak.
“Mempawah memiliki keberagaman agama, suku dan ras. Karenanya, ajang silaturahmi dan dialog harus terus digelar secara rutin guna menjaga kerukunan dan kondusifitas di Mempawah,” tutup Mi’rad.