Sampoerna : Pandemi Covid-19 Momentum untuk Bangkit dan Lebih Maju

Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk Mindaugas Trumpaitis.

Suara Kalbar Upaya pemerintah dalam melakukan digitalisasi ekonomi di tengah situasi pandemi COVID-19 merupakan hal yang tepat.

Dengan didukung peningkatan kualitas
infrastruktur, konektivitas internet, serta edukasi, khususnya kepada
para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pemulihan ekonomi nasional berada di jalan yang benar.

Pandemi COVID-19 dapat menjadi momentum yang tepat untuk mengintegrasikan UMKM ke dalam ekosistem digital.

“Penting agar kita memanfaatkan peluang yang
muncul dari pandemi untuk bergerak maju. Dari sisi retail, kita bisa
kita pergunakan momentum untuk mengadopsi teknologi secara lebih luas,
baik untuk mempermudah akses konsumen maupun mempermudah operasi. Dari
sisi lingkungan kerja, sebaiknya kita mempertahankan fleksibilitas
tempat kerja dimana karyawan bisa bekerja dari rumah maupun dari kantor.
Peran kantor lalu akan bergeser menjadi tempat networking dan
berkolaborasi,” ujar Presiden Direktur PT HM Sampoerna
Tbk Mindaugas Trumpaitis dalam webinar bertajuk “Technology for
Recovery” pada acara Indonesia Summit yang digelar oleh The Economist,
ditulis Rabu (7/4/2021).

Pada kesempatan yang sama, Menteri Riset dan
Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro,
mengatakan bahwa digitalisasi UMKM sangat diperlukan untuk mendukung
pemulihan ekonomi serta menjadi jembatan gap terbesar dalam proses
digitalisasi UMKM yakni produk yang tidak standar.

Lebih lanjut Mindaugas mengatakan, Sampoerna
terus mendukung UMKM di Indonesia, utamanya para pemilik toko kelontong
yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC), dalam melakukan
transformasi digital melalui aplikasi AYO SRC.

Melalui aplikasi ini, lebih dari 130.000 pemilik
toko kelontong SRC dapat melakukan banyak hal, mulai dari manajemen stok
toko, hingga pemesanan barang dan pembayaran secara digital.

“Para pemilik toko kelontong SRC yang menggunakan
teknologi ini berhasil meningkatkan pendapatan secara rerata sebesar 50
persen,” kata Mindaugas.

Sejak diluncurkan pada 2019, Sampoerna terus mengembangkan aplikasi AYO SRC sesuai dengan kebutuhan para anggotanya.

Saat ini, aplikasi AYO SRC memiliki sejumlah
fitur, termasuk Pojok Bayar, di mana konsumen dapat melakukan pembelian
dan pembayaran secara daring, serta Pojok Modal, di mana pemilik toko
kelontong SRC mendapat akses pinjam-meminjam antarpihak (peer-to-peer
lending) dengan syarat peminjaman yang lebih mudah, serta bunga yang
rendah.

Transformasi ini dinilai dapat mendorong inklusi
dan literasi keuangan masyarakat, serta mempercepat tahapan pemulihan
perekonomian nasional.

Lebih lanjut, Bambang menyebutkan bahwa salah
satu tantangan dalam melakukan digitalisasi ekonomi, termasuk UMKM,
adalah kualitas konektivitas, serta infrastruktur sistem teknologi
informasi yang belum merata.

Ia pun mengatakan bahwa infrastruktur sistem teknologi informasi telah menjadi prioritas pemerintah.

“Pada tahun 2021, Indonesia telah menyatakan
bahwa infrastruktur ICT (Information and Communication Technology)
adalah bagian dari kebutuhan infrastruktur dasar, seperti air, sanitasi,
jalan, serta listrik,” katanya. Hal ini demi mempercepat akselerasi
digitalisasi ekonomi.

Baru-baru ini, pemerintah juga meluncurkan
program Konektivitas Digital 2021 yang bertujuan, antara lain, membangun
infrastruktur penunjang konektivitas digital yang menghubungkan seluruh
pelosok Indonesia.

Ia juga mendorong perusahaan telekomunikasi untuk
turut mengambil peran untuk berinvestasi di sektor infrastruktur sistem
teknologi informasi. Tak hanya itu, Bambang juga meminta agar jasa
telekomunikasi dipatok dengan tarif yang lebih rendah sehingga
terjangkau oleh mayoritas warga.