SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Nasional Jaga Kesehatan Tubuh dan Lingkungan Sekaligus? Ini Cara Melakukannya

Jaga Kesehatan Tubuh dan Lingkungan Sekaligus? Ini Cara Melakukannya

Ilustrasi jalan kaki [Shutterstock]

Suara Kalbar – Menjaga kesehatan tubuh penting di tengah pandemi
Covid-19. Di saat bersamaan, melindungi lingkungan juga penting demi
masa depaan yang lebih sehat.

Menyadari pentingnya menjaga kesehatan
bersamaan dengan melindungi lingkungan, Kementerian Kesehatan dan
Kementerian Perhubungan pun bekerja sama mengampanyekan Gerakan Jalan
Hijau, gerakan yang mengajak masyarakat untuk meninggalkan kendaraan
pribadi dan beralih menggunakan transportasi massal, jalan kaki, atau
bersepeda.

“Untuk itulah kami sangat berterima kasih kepada Kemenkes
(Kementerian Kesehatan) atas sinerginya dalam Gerakan Jalan Hijau.
Program Kemenkes yaitu Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat secara
substantif sejalan dengan Gerakan Jalan Hijau. Gerakan Jalan Hijau ini
secara langsung maupun tidak langsung juga dapat mendukung Germas,
sehingga kami berharap kerjasama diantara dua sektor ini dapat terus
berlangsung di masa mendatang,” ujar Kepala Badan Pengelola Transportasi
Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti saat acara Virtual Event Kampanye
Jalan Hijau Achievement Award 2021 di Jakarta (20/4).

Pola dan kebiasaan hidup bertransportasi
menggunakan kendaraan pribadi ternyata berkorelasi langsung dengan
permasalahan kesehatan dan kualitas hidup. Kebiasaan masyarakat
menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor untuk
bekerja dan beraktivitas sehari-hari membuat masyarakat cenderung kurang
bergerak.

Penumpang berada di dalam angkutan kereta Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta, Minggu (30/8/2020).  [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]
Penumpang berada di dalam angkutan kereta Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta, Minggu (30/8/2020). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]

Akibatnya,
masyarakat urban mudah dihinggapi penyakit non infeksi misalnya
diabetes, stroke, jantung. Dampak lain dominannya penggunaan kenderaan
pribadi adalah semakin memburuknya kualitas udara. Padahal dengan
beralih menggunakan angkutan umum massal dan pemanfaatan berjalan kaki
serta bersepeda selain akan berdampak positif terhadap kesehatan pribadi
juga akan membuat kondisi udara yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal
Kemenkes drg. Oscar Primadi mengatakan hasil Riskesdas Tahun 2018
menunjukkan ketidakaktifan fisik di Indonesia meningkat menjadi 33,5
persen seiring dengan peningkatan angka obesitas menjadi 21,8 persen.
Ketidakaktifan fisik memicu peningkatan kejadian penyakit tidak menular.

Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia
pada tahun 2018 juga meningkat, diantaranya kanker meningkat dari 1,4
persen menjadi 1,8 persen, diabetes meningkat dari 1,5 persen menjadi
2,0 persen, stroke meningkat dari 7,0 persen menjadi 10,9 persen dan
hipertensi 8,4 persen. Ketidakaktifan fisik akan memicu masalah
kesehatan masyarakat yang lebih besar.

Lebih lanjut Oscar menambahkan bahwa masyarakat
harus melakukan perubahan pola perilaku untuk mengantisipasi masalah
kesehatan ini. Inpres nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS) merupakan kebijakan pemerintah yang diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat berperilaku
sehat melalui aktivitas fisik, gizi seimbang, perilaku hidup bersih dan
sehat, lingkungan sehat, serta pencegahan dan deteksi dini penyakit.

Implementasi GERMAS membutuhkan keterlibatan
lintas sektor untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, dapat hidup
produktif dan terhindar dari Covid-19.

“Saya menyambut baik upaya Kampanye Jalan Hijau
yang mendorong semaksimal mungkin masyarakat berpindah dari kendaraan
(bermotor) pribadi ke angkutan umum massal dan berjalan kaki sejalan
dengan upaya Pembudayaan Aktivitas Fisik dalam Kampanye GERMAS yang
tertuang dalam Inpres No 1 tahun 2017. Hal ini merupakan bukti sinergi
dan kolaborasi antar instansi pemerintahan,” ujar Oscar.

Pada kesempatan yang sama Polana juga mengatakan,
seandainya masyarakat mau mengubah pola transportasinya dari naik
kendaraan pribadi beralih menggunakan angkutan umum massal dan
pemanfaatan berjalan kaki serta bersepeda / Non-Motorized Transportation
(NMT) atau yang disebut sebagai Gerakan Jalan Hijau bukan hanya akan
membuat ancaman berbagai penyakit non infeksi bisa diminimalisir, tetapi
juga menciptakan kondisi ramah lingkungan yang secara langsung akan
berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat urban di
Jabodetabek.

“Oleh karena itulah, agar Gerakan Kampanye Jalan
Hijau lebih mudah diterima publik, BPTJ memandang perlu untuk
mensinergikannya dengan isu-isu publik lainnya seperti isu kesehatan
yang erat kaitannya dengan permasalahan transportasi perkotaan,” tutur
Polana.

Kualitas hidup masyarat Jabodetabek, kata Polana,
memang sangat terkait dengan kualitas udara. Data menyebut kualitas
udara Jakarta dan daerah sekitarnya cenderung buruk bahkan beberapa kali
menempati ranking atas dibanding kota-kota lain di dunia.

Sementara itu transportasi menyumbang sekitar 40
persen atas buruknya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya. Dengan
semakin banyak masyarakat Jabodetabek yang berpindah ke angkutan umum
massal dan memanfaatkan non motorized transportation secara langsung
ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas udara di Jakarta dan
sekitarnya.

Komentar
Bagikan:

Iklan