Muhammad Nur Kholif dan Agus Minarni Tulang Punggung Pontren Darussalam Sengkubang

Ustadz Muhammad Nur Kholif dan Ustadzah Agus Minarni (anak panah) saat menunaikan ibadah haji beberapa tahun lalu. SUARAKALBAR.CO.ID/Dok. Keluarga

Mempawah (Suara Kalbar)-Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air
JT-182 yang ditumpangi Muhammad Nur Kholif dan Agus Minarni, menimbulkan duka
mendalam di Pondok Pesantren (Pontren) Darussalam, Desa Sengkubang, Kecamatan
Mempawah Hilir.

Pengasuh Pontren Darussalam, Tusirana Rasyid, kepada
suarakalbar.co.id, mengatakan, Muhammad Nur Kholif yang biasa disapa Ustadz
Kholif, dan Ustadzah Agus Minarni merupakan tulang punggung pondok pesantrennya.

“Hingga saat ini, peran keduanya dalam mengembangkan dan
memajukan Pontren Darussalam sangat besar. Kami benar-benar kehilangan atas
kejadian ini. Namun semua sudah takdir Allah Taala. Mesti diterima dengan
lapang dada,” ungkap pria yang akrab disapa Pak Kiyai ini.

Sejak dulu hingga sekarang, tambah Tusirana, kedua ustad dan
ustadzah telah bekerja keras membangun Pontren Darussalam.

“Pendiri Pontren Darussalam Sengkubang ada tiga orang, yakni
Haji Muhammad Yunus, Haji Abdullah dan saya sendiri. Dan Ustadzah Agus Minarni
ini adalah anak dari Haji Muhammad Yunus yang bersaudara dengan Ustadz
Yusdiansyah,” ungkap Tusirana.

Sedangkan Ustadz Kholif merantau ke Kalimantan Barat,
khususnya ke Desa Sengkubang ini, karena ikuti dirinya, untuk melaksanakan
syiar Islam.

“Setelah saya berada di sini sekian tahun, Ustadz Kholif saya
minta menyusul. Lalu ikut berjuang untuk membangun Pontren Darussalam. Kemudian,
berkeluarga lah dengan Ustadzah Agus Minarni,” kenangnya.

Di Darussalam, Ustadz Kholif merupakan tenaga pengajar Sosiologi.
Namun sejak yang bersangkutan menjadi ASN di Dinas Pendidikan Kabupaten
Mempawah, ia masuk mengajar tiap Sabtu saja.

“Sedangkan hari Senin-Jumat, Ustadz Kholif tetap fokus
bekerja di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Dinas Pendidikan di Sengkubang ini,”
kata Tusirana.

Dengan kejadian yang menimpa Muhammad Nur Kholif dan Agus
Minarni, Tusirana mengatakan, dirinya dan keluarga besar Pontren Darussalam memanjatkan
doa terbaik agar keduanya tetap diberikan keselamatan oleh Allah SWT.

“Saya juga sampaikan imbauan kepada seluruh santri via grup Whatsapp
untuk menggelar doa bersama di kediaman masing-masing. Sebab saat ini belajar-mengajar
di Pontren Darussalam sedang libur. Jika sudah ada kepastian tentang keberadaan
ustadz dan ustadzah, baru kita lanjutkan dengan Shalat Ghaib bersama,” pungkasnya.

 

Penulis : Dian Sastra