![]() |
Foto tiga bersaudara. Dari kiri, Agus Minarni, Yusdiansyah dan adik bungsu Elly Yusnani. Yusdiansyah (tengah) telah diambil sampel DNA oleh Tim DVI Polda Kalbar di Bandara Supadio Pontianak, Sabtu (10/1/2021). SUARAKALBAR.CO.ID/Dok Keluarga. |
Mempawah (Suara Kalbar) – Yusdiansyah, abang kandung Agus
Minarni, warga Mempawah, yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air
SJ-182, telah menjalani proses pengambilan sampel DNA oleh Tim DVI Polda Kalbar,
Minggu (10/1/2021) pukul 11.00 WIB.
Dihubungi via telepon seluler, Yusdiansyah, membenarkan
dirinya telah diambil sampel DNA di ruang serbaguna Bandara Supadio Pontianak.
“Proses pengambilan sampel hanya berlangsung 15 menit. Tidak
lama. Begitu tiba di bandara, saya langsung diminta melaporkan diri ke Maskapai
Sriwijaya Air dan kemudian ke pihak Jasa Raharja. Setelah itu, diarahkan ke
ruang serba guna,” katanya.
Pengambilan sampel DNA cukup ramai. Yusdiansyah mengatakan,
tampak hadir Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, Kapolda Kalbar dan para
pejabat lainnya.
“Yang diambil sampel air liur dan darah saya. Kemudian, saya
juga menjalani verifikasi administrasi untuk memastikan saya benar-benar
saudara kandung Agus Minarni,” ujarnya lagi.
Setelah itu, Yusdiansyah lantas diperbolehkan pulang. Dan
saat ini, ia sudah dalam perjalanan ke Mempawah untuk melaksanakan doa bersama
di rumah duka, Jalan Raya Sengkubang, Desa Sengkubang, Kecamatan Mempawah Hilir.
“Insya Allah, malam ini lepas maghrib kami akan menggelar
baca yasin dan doa bersama,” katanya.
Terkait upaya pencarian korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182,
Yusdiansyah berharap dilaksanakan dengan maksimal dan sungguh-sungguh.
“Jangan sekedar seremonial. Jika pencarian telah dilakukan
maksimal, apapun hasilnya, kami akan bisa menerima dengan lapang dada. Ini sudah
menjadi ketentuan Allah Taala. Kami tetap bertawakal,” pungkas dia.
Mengutip dari Suara.com—jaringan suarakalbar.co.id, Komandan
Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri, dr Herry Wijatmoko, menjelaskan,
kecepatan identifikasi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di
Kepulauan Seribu, sangat bergantung pada kelengkapan data antemortem dari pihak
keluarga.
Hery memaparkan proses antemortem yang dilakukan adalah
pengumpulan identitas dari keluarga kandung korban.
“Kalau korban itu suami berarti yang kita cari adalah
istri dan anak, kalau si korban itu istri tapi dia sekeluarga mungkin kita naik
ke atas atau orangtua dari korban tersebut, kalau gak ada, nanti ada namanya
keluarga saudara yang sekandung,” kata kata Hery dalam jumpa pers di RS
Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (10/1/2021).
Adapun identitas korban yang diperlukan dalam proses
antemortem antara lain data primer mulai dari nama, usia, jenis kelamin,
hubungan keluarga, alamat, rumus sidik jari, gigi, dan DNA.
Penulis : Distra