Banjir, Akses Jalan Perbatasan Mempawah Hilir dan Sadaniang Terhambat

Warga terpaksa pikul motor akibar jalan banjir di Kabupaten Mempawah

Mempawah (Suara Kalbar) -Akses jalan penghubung antara dua kecamatan yakni Kecamatan Mempawah Hilir dan Kecamatan Sadaniang terhambat akibat banjir selama musim penghujan di Kabupaten Mempawah.

Aktivitas masyarakat terganggu akibat banjir setinggi lutut orang dewasa sejauh kurang lebih seratus meter tepat di perbatasan Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir dan Desa Sekabuk Kecamatan Sadaniang.

Kendati bukan satu-satunya akses menuju pusat Kota Mempawah, masyarakat dua Kecamatan masih memaksakan diri untuk melewati jalan tersebut dengan menerobos banjir.

Bagi kendaraan roda dua, terpaksa harus di pikul beramai-ramai dengan menggunakan kayu bulat sebesar pergelangan tangan lantaran debit air yang melebihi batas mesin kendaraan.

Masyarakat yang melintas harus membayar jasa pikul sekali lewat Rp. 30 ribu, jika pulang pergi maka harus merogoh kocek sebesar Rp 60 ribu.

Muhammad Rais, satu diantara warga Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur yang sedang melintas mengaku telah pulang pergi  melewati jalan tersebut selama hampir satu bulan lamanya.

“Banjir ini sudah hampir satu bulan. Setiap hari lewat ya terpaksa motor di pikul dengan kayu, sekali menyebrang bayar Rp 30 ribu. Setiap hari saya pulang-pergi Rp. 60 ribu,” katanya.

Sementara itu, warga Desa Sekabuk, Nadi mengatakan, selama hampir satu bulan musim hujan, banjir di lokasi tesebut tak kunjung surut.

Namun, bagi dia banjir mampu menambah penghasilan ekonomi keluarga. Sebab selama banjir melanda lokasi perbatasan tersebut, tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan jasanya.

“Saya bersama kawan-kawan disini setiap hari menolong warga yang ingin melintas, sekali lewat bayar Rp. 30 ribu, jujur saja ini menambah penghasilan kami juga,” tukasnya.

Penulis: Tim Liputan

Editor: Kundori