SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Sutarmidji : Kecepatan Melayani Jadi Kunci Reformasi Birokrasi

Sutarmidji : Kecepatan Melayani Jadi Kunci Reformasi Birokrasi

Gubernur Kalbar Sutarmidji
usai Upacara HUT Korpri

Pontianak (Suara Kalbar) – Presiden RI Ir H Joko Widodo mengatakan, dalam menghadapi perubahan dan persaingan itu, kita tidak boleh takut. Kita harus menghadapi persaingan itu dengan

cara-cara baru, dengan terobosan-terobosan baru. Kecepatan, kreativitas dan inovasi adalah kunci.

Cara-cara lama yang

monoton, yang tidak kompetitif tidak bisa diteruskan lagi.

“Kita harus bisa lebih cepat dan lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Saya mengajak seluruh anggota Korpri untuk

mengambil jalan perubahan, melakukan reformasi secara  berkelanjutan. Tidak ada lagi pola pikir lama, tidak ada lagi kerja linear. Dan tidak ada lagi kerja rutinitas. Birokrasi harus berubah. Kita harus membangun nilai-nilai baru dalam bekerja, cepat beradaptasi dengan perubahan,” ajak Presiden, dalam sambutan yang disampaikan Gubernur Kalbar H Sutarmidji saat menjadi Irup Hari Korpri Ke 48 di Halaman Kantor Gubernur Kalbar.

Kemudian, Presiden mengajak seluruh Anggota Korpri untuk terus menerus bergerak mencari terobosan, terus menerus

melakukan inovasi. Pelayanan yang ruwet, berbelit-belit dan yang menyulitkan rakyat, harus kita pangkas.

“Kecepatan melayani menjadi kunci reformasi birokrasi,” jelasnya.

Orientasi birokrasi harus betul-betul berubah, bukan lagi berorientasi pada prosedur, tapi lebih berorientasi pada hasil nyata. Panjangnya rantai pengambilan keputusan juga harus bisa dipotong, dipercepat dengan cara penerapan teknologi.

Bahkan mantan Gubernur DKI Jakarta sudah minta eselon 3 dan 4 untuk ditiadakan,

sehingga pengambil keputusan bisa lebih cepat. Hal yang pahit harus kita lakukan. Karena di era persaingan antarnegara yang

semakin sengit seperti saat ini jika kita lambat, kita pasti tertinggal. Karena itu ukurannya adalah bukan lebih baik dari sebelumnya tapi lebih baik dari negara lain yang menjadi

saingan kita.

“Saya juga sering mengingatkan bahwa kita harus mengurangi kegiatan seremonial yang sifatnya rutinitas dan lebih meningkatkan produktivitas serta berorientasi pada hasil.

Tugas birokrasi adalah memastikan rakyat terlayani dengan baik serta program-program pembangunan betul-betul lerdelivered, dirasakan manfaatnya oleh rakyat,” katanya.

Sekedar melayani saja sudah tidak cukup, pelayanan yang diberikan harus baik dan diimbangi dengan kemudahan serta kecepatan.

Dengan kemajuan teknologi, cara kerja birokrasi juga harus berubah. lnovasi teknologi harus bisa mempermudah, bukan mempersulit pekerjaan. Kemajuan teknologi adalah

instrumen untuk mempercepat penyelesaian masalah.

Dijelaskannya, masalah saat ini harus kita selesaikan dengan smart shortcut yang lebih

cepat, lebih efisien dan lebih memberikan dampak yang luas.

“Kita harus optimis menatap masa depan. Kita harus percaya diri menghadapi tantangan kompetisi global. Kita harus yakin menjadi salah satu negara terkuat di dunia. Menjadi

negara pemenang. Kuncinya adalah kita mau bersatu. Persatuan dan kesatuan adalah pengikat kita untuk menuju lndonesia maju.

Tanpa persatuan, kemajemukan negara kita, tidak akan pernah menjadi energi kolektif untuk mencapai kemajuan. Tanpa

persatuan, kita akan menjadi negara yang lemah dan pecundang,” ujarnya.

Saat ini, kita berada di dunia yang berubah dengan cepat, yang sangat berbeda dengan dua puluh, tiga puluh atau empat puluh tahun yang lalu. Revolusi industri jilid ke-4 telah

mendisrupsi segala lini kehidupan, bukan hanya cara dalam berkomunikasi tapi juga dalam cara mengelola pemerintahan.

Di sisi lain, persaingan antarnegara juga semakin sengit untuk berebut teknologi, berebut pasar dan memperebutkan

talenta-talenta hebat yang digunakan untuk memajukan negaranya.

Dalam menghadapi perubahan dan persaingan itu, kita tidak boleh takut. Kita harus menghadapi persaingan itu dengan

cata-cara baru, dengan terobosan-terobosan baru. Kecepatan, kreativitas dan inovasi adalah kunci. Cara-cara lama yang

monoton, yang tidak kompetitif tidak bisa diteruskan lagi. Kita harus bisa lebih cepat dan lebih baik dibandingkan dengan

negara lain.

Karena itu, saya mengajak seluruh anggota Korpri untuk mengambil jalan perubahan, melakukan reformasi secara berkelanjutan. Tidak ada lagi pola pikir lama. Tidak ada lagi

kerja linear. Dan tidak ada lagi kerja rutinitas. Birokrasi harus berubah. Kita harus membangun nilai-nilai baru dalam bekerja,

cepat beradaptasi dengan perubahan.

Karena itu, Presiden mengajak pada seluruh anggota Korpri yang tersebar di seluruh lndonesia menjadi garda terdepan

dalam merajut persatuan, menjaga tali persaudaraan sebagai satu saudara se-bangsa dan se-tanah air.

“Kita harus ingat bahwa negara kita adalah negara besar. Negara dengan ’17 ribu pulau, dengan agama, suku, budaya dan bahasa daerah yang beragam. Kita adalah negara yang ber-bhinneka tunggal ika. Keberagaman ini adalah kekuatan kita. Kemajemukan adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha

Esa kepada bangsa lndonesia, yang harus kita jaga dan rawat bersama-sama,” pesannya.

Penulis  : Tim Liputan

Editor    : Dina Wardoyo

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan