Memaknai Tradisi Adat Nungas Taon di Selakau Timur yang Dihadiri Wagub Kalbar
Sambas (Suara Kalbar) – Tradisi turun-temurun benar-benar terjaga di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.
Seperti yang terlihat pada kegiatan adat, seni dan budaya Nungas Taon, di Desa Gelik, Kecamatan Selakau Timur, Sabtu (29/1/2022).
Untuk diketahui, kegiatan adat tersebut sudah ada sejak 100 tahun silam dan menjadi agenda rutin masyarakat Desa Gelik dalam menyambut dimulainya masa panen raya di wilayahnya.
Pada tahun 2022 ini, penyelenggaraannya dikemas secara lebih meriah oleh masyarakat Desa Gelik yang tergabung dalam wadah Majelis Adat Seni dan Budaya Kampung “Mayang”.
Selain bagian dari tradisi, kegiatan ini juga menjadi bentuk dukungan masyarakat terhadap Promosi Desa Inovasi dan Desa Budaya yang sejalan dengan program pemerintah daerah, One Village One Product (OVOP).
Kegiatan semakin meriah karena hadir Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, yang didampingi sang istri yang juga Bupati Mempawah Erlina, serta Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi.
Ria Norsan yang mendapat sambutan hangat masyarakat setempat, karena bisa hadir dan menyaksikan langsung ritual adat Nungas Taon sebagai tanda dimulainya masa panen raya oleh para petani.
“Upacara Nungas Taon adalah ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Kegiatan ini menggambarkan kehidupan masyarakat Sambas yang berpegang teguh pada adat kearifan budaya tradisional dengan dilandasi nilai-nilai spiritual-relijius,” ungkapnya memuji.
Tidak lupa Ria Norsan mengucapkan terima kasih kepada Majelis Adat, Seni dan Budaya Kampung “Mayang” Desa Gelik selaku penyelenggara kegiatan dan berharap acara Nungas Taon menjadi agenda rutin budaya dan pariwisata di Kabupaten Sambas.
“Lestarikan selalu budaya tradisional sebagai identitas daerah yang dapat dibanggakan,” ujar Wagub.
Lebih lanjut Ria Norsan mengungkapkan, sampai saat ini, Desa Gelik menjadi salah satu lumbung pertanian di Kalimantan Barat. Keberhasilan tersebut dimintanya dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan.
“Saya minta, Pemerintah Kabupaten Sambas dapat gencar untuk memberdayakan kelompok tani yang tersebar di wilayahnya, guna meningkatkan produksi hasil pertanian,” katanya.
Salah satu dukungan pemerintah untuk mempercepat peningkatan produksi padi di Kabupaten Sambas, yaitu penerapan Padi IP 400. Sistem itu merupakan pilihan untuk meningkatkan produksi padi di Sambas.
“Alasannya, konsep yang diterapkan adalah penanaman padi dapat dilakukan sebanyak empat kali di hamparan sawah dalam satu tahun. Dengan adanya program ini, Kabupaten Sambas diharapkan semakin surplus,” ujar dia.
Ia bahkan optimis, pengembangan tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten Sambas akan semakin prospektif kedepannya melalui konsep OVOP atau Satu Desa Satu Produk.
Karena Ria Norsan menilai pengembangan wilayah dengan pendekatan OVOP dapat memotivasi pembangunan pedesaan melalui gerakan masyarakat memanfaatkan potensi keunggulan lokal dan pemberdayaan ekonomi.
Ia pun menyebut beberapa desa di Kabupaten Sambas layak sebagai target penerapan OVOP/Satu Desa Satu Produk (hortikultura), yaitu Produk Padi di Desa Seranggam Kecamatan Selakau Timur dan Desa Semparuk Kecamatan Semparuk.
Selanjutnya Produk Kedelai di Desa Simpang Empat Kecamatan Tangaran; Produk Kacang Hijau di Desa Tanah Hitam Kecamatan Paloh; Jeruk Sambas di Desa Mensèrè Kecamatan Tebas; dan Buah Naga di Desa Sentebang Kecamatan Jawai.
Nah untuk mendukung itu, mantan Bupati Mempawah dua periode ini mendorong Pemkab Sambas menyusun strategi pengembangan melalui peningkatan kualitas produk dan pengembangan daya saing produk hasil seleksi.
“Pengembangan produk harus mengedepankan kearifan lokal dan keterampilan secara terarah dan terintegrasi melalui promosi untuk penjualan, baik di pasar domestik maupun global,” ucapnya.
Lebih jauh Ria Norsan dihadapan warga Desa Gelik juga mengingatkan tentang pandemi COVID-19 yang belum berakhir. Apalagi ada varian baru Omicron yang patut diwaspadai.
“Saya mengimbau kepada masyarakat Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Sambas, agar selalu menerapkan protokol kesehatan. Tidak perlu panik, namun tetap waspada,” katanya.
Bagi yang belum vaksinasi, diminta segera untuk melakukannya. Langkah ini adalah upaya pemerintah guna melindungi masyarakat agar tidak tertular penyakit akibat virus COVID-19.
“Jangan lupa! Kabupaten Sambas merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia,” ujarnya mengingatkan.
Ria Norsan secara tegas meminta siapapun yang datang dari Sarawak Malaysia, wajib masuk karantina dan menjalani pemeriksaan PCR.
“Saya berharap, Pemerintah Kabupaten Sambas tidak lengah dan selalu bersinergi dengan pihak-pihak lain, untuk menjaga pintu perbatasan,” tutupnya.
Selain hadir pada kegiatan adat budaya Nungas Taon, Wagub Ria Norsan juga berkesempatan melaunching vaksinasi COVID-19 anak 6-11 tahun di SDN 1 Desa Gelik.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now