Peserta Kongres Adat Internasional Kunjungi Batu Sumpah Keningau
![]() |
| Peserta DIJC berkunjung ke Batu Sumpah Keningau, Sabah Malaysia. Foto: Nikodemus Niko / suarakalbar.co.id |
Keningau, Sabah (Suara Kalbar) – Usai mengikuti kegiatan International Justice Congress (DIJC) membahas Adat Istiadat berbagai Etnik Dayak seluruh Borneo di Hotel Perkasa Keningau pada hari Sabtu 15 Juni 2019, Delegasi Pengurus dan Pemangku Adat dari Kalimantan Indonesia, Sarawak, Brunei dan Sabah Malaysia melakukan kunjungan wisata ke Batu Sumpah yang terletak di depan Pengadilan Keningau, Minggu (16/6/2019).
Dalam kegiatan ini Panglima Piter John (Panglima Ribut) dari Puak Iban Sarawak di hadapan ratusan warga Dayak, bergabung bersama 84 orang Delegasi Indonesia peserta DIJC, dengan suara lantang menegaskan kepada siapapun yang melanggar perjanjian yang sudah termeterai di dalam Batu Sumpah Keningau, mereka akan dikejar sumpah selama TUJUH KETURUNAN.
Dr. Benedict Topin, KDCA sebagai Presiden Dayak International Justice Congress (DIJC) terpilih dalam acara tersebut, menjelaskan sejarah berdirinya Batu Sumpah.
“Batu Sumpah didirikan pada tanggal 16 September 1964 berdasarkan Perjanjian antara Partai Pasuk Momogun yang dipimpin oleh almarhum Y.Bhg. Datuk GS Sundang Datuk Gunsanad Samson Sundang dan mendiang OKK Sodomon Bin Gunsanad dengan Pemerintah Federal Malaysia untuk menghormati hak kebebasan beragama, kebiasaan anak-anak kelahiran Sabah oleh Pemerintah Malaysia dan rakyat Sabah, Majelis Tinggi Kuangau bersumpah setia kepada Pemerintah Malaysia,” paparnya.
![]() |
| Peserta DIJC pengunjung tempat wisata Batu Tuah |
Erma suryani dari Sintang salah satu peserta Delegasi Indonesia merasa sangat senang bisa mengikuti ritul adat di batu sumpah.
“Saya pribadi sebagi seorang perempuan Dayak dari kalbar merasa sangat senang, punya kesempatan 7 (tujuh) kali memutar Batu Sumpah Keningau Sabah, dan saya merasa punya kekuatan yang luar biasa saat saya ditanya ‘siapa kamu’ dengan lantang bisa menawab Dayak,” ungkapnya.
![]() |
| Peserta DIJC pengunjung tempat wisata Batu Tuah |
Sebagai Tokoh masyarakat utusan dari Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau Yohanes Nadrianus, A.Ma. dengan ibu Sesila Unse,S.Pd. mengungkapkan, mengikuti kegiatan ini menjadi mendapatkan semangat baru.
“Mengikuti Dayak Internasional Justice di kota Keningau Sabah ini, kesan saya di selama Congres mendapat semangat baru, karena Dayak sudah bisa bersatu setanah Borneo dan di Batu Sumpah lebih terinpirasi karena kebersamaan sesama Dayak begitu menggelora dengan yel yel, siapa kamu? Dayak,” ungkapnya bersemangat.
![]() |
| Yesai, S.Sos (Yesai Panglima Perang) sebagai Temenggung Adat Dayak kabupaten Sintang. Foto: Nikodemus Niko / suarakalbar.co.id |
Di tempat yang sama, Yesai, S.Sos (Yesai Panglima Perang) sebagai Temenggung Adat Dayak kabupaten Sintang, Biro Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat menegaskan, Dayak harus bersatu.
“Jika ada hal yang dihadapi oleh orang Dayak, kita sama bantu dan bantu-membantu memperjuangkan kaum kita yang tertindas karena kita sudah memiliki Bantu Sumpah di Keningau,” tegasnya.
Nande, S.Pd., M.Pd, Ketua Lembaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LP-KPK) Provinsi Kalimantan Tengah di tempat yang sama juga menyampaikan kesannya.
“Saya sebagai cucu ketiga Damang Batu, sampai menangis di Batu Sumpah bahwa hukum adat itu harus ditegakkan,” ungkapnya terharu di Batu Sumpah, dan mengenang kebersamaan dalam memperjuangkan hukum adat bersama mendiang suaminya yang sudah meninggal 40 hari lalu. Di akhir hayatnya suaminya tersebut sempat juga mempersiapkan rumah betang tempat penyelenggaraan kegiatan Tumbang Anoi.
Penulis: Nikodemus Niko
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now








