SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Setiap Kita adalah Penulis

Setiap Kita adalah Penulis

Oleh: Sugeng Rohadi

SEJATINYA menulis (opini, artikel, jurnal maupun penelitian) tidak mudah dilakukan setiap orang. Banyak sekali yang punya kemauan, bahkan kemampuan untuk menuliskan buah dari pemikirannya namun tidak terealisasi karena terkendala faktor konsistensi dan kontinyuitas.

Selain dua faktor itu, ada satu masalah yang kerap tidak tampak namun menjadi sebab yakni faktor diri kita sendiri. We are our own worst enemis.

Barry Green, penulis tiga buku instruksional yakni The inner game of music (1986), The mastery of music (2003) dan Brings music to life (2009) pernah menyatakan bahwa kita adalah musuh diri kita sendiri, bahkan (musuh) yang paling jahat. Musuh yang dimaksudkan adalah sejatinya manusia membutuhkan orang lain namun yang bisa menjadikan dirinya berubah menjadi lebih baik atau jelek hanyalah dirinya sendiri.

Penentuan dari dirinya sendiri kerap menjadi sebab seseorang kurang percaya diri dan tidak mampu membuat konsistensi pada dirinya. Tidak hanya dalam dunia kepenulisan, tetapi terjadi hampir di segala aspek kehidupan.

Dengan menaklukkan diri sendiri maka akan muncul kemampuan dalam mempercepat konsistensi yang dibutuhkan termasuk dalam menulis. Teruslah menulis, apa saja dan di mana saja. Jangan sampai menunggu nanti, saat mood datang, kalau pas ide bermunculan dan kalau sedang mau.

Sebuah nasehat menyebutkan the important thing is to keep going.

Teruslah menulis. Itulah pesan utama yang ingin saya sampaikan dalam pengantar sederhana ini. Fasilitas-fasilitasnya telah diberikan Tuhan yang Maha Esa tetapi belum banyak yang menggunakannya secara maksimal.

Mengutip Anton Chekov (dalam Roland Fishman, 2010) yang mengatakan bahwa suatu saat, kita perlu untuk tidak memikirkan kesuksesan atau kegagalan (ketika menulis). (Dan) Jangan biarkan hal tersebut mengganggu diri kita.

Selanjutnya, masih menurut Chekov, yang harus kita kerjakan adalah menulis dan menulis, hari demi hari. Kita harus siap mental menghadapi kesalahan dalam tulisan (yang kita miliki), (kesalahan) yang sulit dihindari dan siap menerima kegagalan.

Secara filosofi, kesalahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses kebenaran. Mengapa, karena kesalahan adalah kebenaran yang menyimpang karena kehendak sendiri atau hal lain.

Oleh sebab itu, tidak selayaknya orang takut salah (salah menulis, salah berfikir, salah mengartikan dan sebagainya) karena sejatinya dengan berbuat kesalahan orang sedang memulai berpikir tentang kebenaran. Menulislah dengan salah agar kelak tulisanmu benar.

*Penulis adalah Direktur Pojok Si Gondrong

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan