SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Opini Menanamkan Nilai Kemanusiaan Sejak Dini: Pentingnya Pendidikan HAM di Kalimantan Barat

Menanamkan Nilai Kemanusiaan Sejak Dini: Pentingnya Pendidikan HAM di Kalimantan Barat

Binardi Rizi, S.Kom

Oleh: Binardi Rizi, S.Kom

Hak Asasi Manusia (HAM) sering kali dianggap sebagai isu besar yang hanya dibicarakan oleh para pejabat, aktivis, atau akademisi. Padahal, hak asasi sejatinya adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Ia hadir dalam cara kita memperlakukan orang lain, menghargai perbedaan, dan bersikap adil terhadap sesama. Karena itu, pendidikan HAM tidak seharusnya dimulai ketika seseorang sudah dewasa, melainkan sejak dini terutama di bangku sekolah.

Kalimantan Barat, dengan segala keberagamannya, menjadi cermin betapa pentingnya pendidikan HAM. Di provinsi ini, berbagai suku, agama, dan budaya hidup berdampingan. Kondisi tersebut adalah kekayaan, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk menjaga kerukunan. Di sinilah peran pendidikan HAM menjadi sangat vital agar generasi muda tumbuh dengan nilai empati, toleransi, dan rasa hormat terhadap sesama.

Pendidikan HAM sejatinya bukan sekadar mengajarkan tentang “hak dan kewajiban”, tetapi tentang membentuk karakter manusia yang beradab. Ia tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran moral. Anak-anak perlu belajar bahwa setiap orang memiliki hak untuk dihormati, tidak boleh direndahkan, dan berhak mendapatkan perlakuan adil.

Sekolah memiliki peran penting dalam hal ini. Pendidikan HAM bisa diajarkan tidak hanya lewat buku atau teori, tetapi juga lewat contoh dan kebiasaan. Guru yang menghargai murid, murid yang tidak membeda-bedakan teman, serta lingkungan sekolah yang menolak perundungan semua itu adalah bentuk nyata dari praktik HAM.

Kalau sejak kecil anak-anak terbiasa hidup dalam suasana saling menghargai, maka ketika dewasa mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang terbuka, adil, dan menghormati keberagaman. Satu di antara tantangan terbesar dalam pendidikan HAM adalah menjadikannya sesuatu yang benar-benar dirasakan, bukan sekadar diketahui. Tidak cukup hanya memahami definisi HAM, anak-anak perlu melihat dan mengalami bagaimana nilai kemanusiaan itu diterapkan.

Misalnya, ketika mereka belajar tentang pentingnya menghormati perbedaan, sekolah bisa mengajak mereka berdialog lintas agama atau budaya. Ketika mereka diajak menolong teman yang kesulitan tanpa memandang latar belakang, di situlah nilai HAM tumbuh secara alami. Pendidikan HAM yang seperti ini membentuk kepekaan, bukan hanya pengetahuan.

Kalimantan Barat punya kekayaan budaya yang luar biasa, tetapi juga punya tantangan sosial yang nyata. Di tengah masyarakat yang majemuk, gesekan bisa terjadi kapan saja jika rasa saling menghormati mulai luntur. Karena itu, pendidikan HAM harus menjadi bagian dari upaya menjaga persaudaraan dan mencegah konflik sosial.

Program-program yang dijalankan oleh Kementerian HAM, seperti sosialisasi, pelatihan HAM untuk guru, hingga lomba cerdas HAM bagi pelajar, adalah langkah baik yang perlu terus dikembangkan. Tapi pekerjaan ini tidak bisa ditanggung oleh pemerintah saja. Keluarga, sekolah, tokoh agama, dan komunitas masyarakat juga harus ikut berperan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan di lingkungannya masing-masing.

Menanamkan HAM sejak dini bukan sekadar soal pendidikan moral. Ini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Anak-anak yang peka terhadap nilai kemanusiaan akan menjadi warga negara yang bijak, tidak mudah membenci perbedaan, dan lebih siap menghadapi tantangan zaman.

Bayangkan jika setiap pelajar di Kalimantan Barat tumbuh dengan kesadaran untuk menghargai sesama. Mereka akan menjadi pemimpin yang berkeadilan, guru yang menghargai muridnya, dan warga yang peduli terhadap lingkungan sosialnya. Pendidikan HAM bukan proyek satu tahun, tetapi perjalanan panjang untuk membentuk manusia yang lebih manusiawi. Mengajarkan HAM sejak dini bukan hanya tugas sekolah atau pemerintah. Ia adalah tugas kita semua orang tua, guru, masyarakat, bahkan media. Setiap ucapan, tindakan, dan keputusan yang kita buat bisa menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya.

Di Kalimantan Barat,  keberagaman adalah bagian dari jati diri, pendidikan HAM menjadi pondasi penting agar harmoni tetap terjaga. Nilai kemanusiaan bukan hanya diajarkan, tetapi diteladankan dalam kehidupan sehari-hari. Menanamkan HAM sejak dini berarti menyiapkan masa depan yang lebih damai, adil, dan saling menghargai. Dan di situlah, sesungguhnya, kemanusiaan kita diuji.

*Penulis adalah ASN di Kementerian HAM Kalimantan Barat

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan