SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Pontianak Soal Dugaan Riezky Kabah, Ini Kata Pengamat Sosial Untan

Soal Dugaan Riezky Kabah, Ini Kata Pengamat Sosial Untan

Potret Adi Suryadi, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Senin (15/09/2025). [SUARAKALBAR.CO.ID/Syahrul Barokah PPL IAIN Pontianak]

Pontianak (Suara Kalbar) – Kasus content creator yang diduga menghina suku Dayak Kalimantan Barat (Kalbar) semakin menarik perhatian publik, tak terkecuali dari kalangan akademisi.

Konten yang diunggah Riezky Kabah melalui media sosial dinilai mengandung stereotip negatif terhadap suku Dayak, bahkan dalam konten yang viral tersebut turut menyebutkan suku Dayak penganut ilmu hitam.

Menanggapi hal ini, Pengamat Sosial Universitas Tanjung Pura (UNTAN) Adi Suryadi menilai bahwa perkataan Riezky Kabah sudah tergolong sebagai ujaran kebencian berbasis etnis atau rasisme.

“Kalau menurut saya, ini sudah dua kali kasus yang melibatkan Riezky Kabah. Ia membuat stereotip negatif terhadap kelompok masyarakat tertentu, dan itu masuk kategori rasis,” ucap Adi Suryadi saat diwawancara, Kamis (18/9/2025).

Adi yang juga selaku Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini menjelaskan, penyebaran ujaran seperti ini semakin sulit dikendalikan karena disebarkan melalui media, yang menurutnya sangat cepat dalam memperluas jangkauan konten negatif.

“Media sosial ini kan agak susah dibendung. Kalau informasi sudah tersebar, ia bisa menyebar luas di mana saja dalam waktu yang cepat. Itu yang sekarang menjadi masalah,” tegasnya

Dari sudut pandang politik, ucapan tersebut dinilai sebagai provokasi yang bisa dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk memecah belah kerukunan masyarakat saat ini.

“Ucapan seperti ini bisa dimanfaatkan kelompok yang memang tidak senang dengan masyarakat lainnya. Jadi dia bisa saja dijadikan semacam peluru untuk memicu konflik yang lebih luas,” katanya.

Adi menyebut bahwa apa yang dilakukan Riezky Kabah merupakan pelabelan negatif terhadap suku Dayak, dan jika dibiarkan bisa berujung pada konflik horizontal di tengah masyarakat.

Adi berharap pihak berwenang dapat segera melakukan penelusuran terhadap identitas dan lingkungan sosial Riezky Kabah, termasuk riwayat pendidikan dan tempat pergaulannya.

“Pertama, kita harus tahu siapa sebenarnya dia ini, siapa lingkungannya, di mana dia berinteraksi, siapa orang-orang di sekitarnya. Kalau dia pernah sekolah di Pontianak, tentu bisa ditelusuri lewat guru maupun teman-temannya,” jelas adi.

Adi menegaskan bahwa upaya pencegahan harus segera dilakukan untuk menghindari meluasnya ujaran kebencian, apalagi jika sudah menyentuh isu sensitif seperti suku dan budaya masyarakat Dayak lokal.

“Kalau tidak diantisipasi, ujaran seperti ini bisa memicu ketegangan sosial. Jadi penelusuran identitas dan kelompok di belakang dia harus cepat dilakukan,” pungkasnya.

Penulis: Syahrul Barokah/Maria

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan