Kemenag Dorong Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Penghulu melalui SPARK 2024
Pontianak (Suara Kalbar)- Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya meningkatkan kemampuan dan kualitas penyuluh agama dan penghulu melalui program Sekolah Penyuluh dan Penghulu Aktor Resolusi Konflik (SPARK) 2024.
Kepala Kemenag Kalbar, Muhajirin Yanis, menyatakan bahwa program ini melibatkan 40 penyuluh agama dan penghulu dari wilayah Kalimantan, termasuk delapan peserta dari Kalbar.
“Program ini diikuti oleh 40 penyuluh agama dan penghulu yang ada di wilayah Kalimantan, dan Alhamdulillah sebanyak delapan penyuluh agama dan penghulu dari Kalbar juga mengikuti kegiatan ini,” katanya melansir dari ANTARA, Sabtu(20/07/2024).
Muhajirin menambahkan delapan penyuluh dan penghulu dari Kalimantan Barat yang berhasil lolos seleksi nasional. SPARK 2024 berlangsung di Jakarta, 15-19 Juli 2024.
Dia menjelaskan SPARK adalah program intensif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penyuluh agama dan penghulu dalam menangani konflik sosial. Pelatihan ini meliputi keterampilan komunikasi, mediasi, negosiasi, serta teknik fasilitasi dan manajemen konflik.
Dalam kegiatan tersebut, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais) Kemenag Adib menekankan pentingnya peran penyuluh dan penghulu sebagai aktor resolusi konflik dalam mencegah konflik sosial yang berdimensi keagamaan.
“Penanganan konflik sosial yang berdimensi keagamaan membutuhkan keberanian dan kecintaan terhadap perdamaian. SPARK dirancang untuk mempertajam kepekaan dan keterampilan teknis para penyuluh dan penghulu dalam mengambil keputusan saat menghadapi atau mencegah konflik,” kata Adib.
Sementara itu, Kasubdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik, Dedi Slamet Riyadi, menjelaskan bahwa SPARK 2024 membuka enam angkatan yang dibagi dalam enam zona wilayah, berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya merekrut satu angkatan.
“Langkah ini diambil untuk meningkatkan jumlah penyuluh dan penghulu yang terampil dalam resolusi konflik,” ucap Dedi.
Dedi berharap SPARK 2024 dapat menghasilkan penyuluh dan penghulu yang tidak hanya berani dan mencintai perdamaian, tetapi juga memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk menginisiasi langkah-langkah pencegahan dan penanganan konflik sosial yang berdimensi keagamaan secara efektif.
“Suasana di daerah menjelang pilkada pada November nanti semakin hangat. Kita segera mendorong upaya pencegahan konflik dengan merekatkan kembali barisan. Kita telah memiliki instrumen penting pencegahan konflik, yaitu KMA No. 332 Tahun 2023. Semua aparatur Kemenag pusat sampai daerah harus menjalankannya,” kata Dedi.
Dengan pelatihan yang komprehensif ini, para penyuluh dan penghulu dari Kalimantan Barat diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam penanganan konflik di daerah masing-masing, menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan damai.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





